Owa Jawa, kera kecil kebanggaan Pekalongan
Selain terkenal dengan batiknya yang sudah mendunia, Pekalongan
sebenarnya mempunyai potensi lain yang tidak dipunyai tempat lain di
negeri ini bahkan di dunia, yaitu Owa Jawa.
Owa Jawa yang dikenal dengan nama UWA-UWA (Hylobates moloch), adalah salah satu kera kecil, endemik Jawa yang saat ini masih terdapat di sisa-sisa hutan hujan tropis di Pulau Jawa, tersebar di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Owa Jawa yang dikenal dengan nama UWA-UWA (Hylobates moloch), adalah salah satu kera kecil, endemik Jawa yang saat ini masih terdapat di sisa-sisa hutan hujan tropis di Pulau Jawa, tersebar di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Kabupaten Pekalongan saat ini masih mempunyai sisa hutan hujan
tropis yang relatif baik, dimana Uwa-uwa hanya bisa bertahan hidup di
hutan alam, karena jenis primata ini adalah jenis penghuni pohon dan
bergerak di antara tajuk-tajuk pohon, dan makanan kesukaannya adalah
buah-buahan hutan.
Uwa-uwa mempunyai perilaku unik, bersuara keras di pagi hari, ketika
sebelum terbit matahari dan ketika matahari sudah terbit. Mereka adalah
jenis primata yang monogami (artinya hanya mempunyai satu pasangan),
hidup dalam kelompok kecil (2-7 individu) dan mempunyai jelajah yang
tetap.
Dimana bisa melihat Uwa-uwa di Pekalongan?
Beberapa potongan-potongan hutan alam masih bisa di jumpai di beberapa kecamatan, yaitu Kec. Petungkriono (Dusun Sokokembang), Kec. Kajen (hutan lindung di sekitar Linggoasri), Kec. Kandangserang (Ds. Sigugur), Kec. Karangayar (Alas Daon-Ds.Sonto), dan Kecamatan Lebakbarang (Ds.Bantar kulon). Hutan-hutan ini meskipun saat ini masih terdapat adanya Uwa-uwa, meskipun demikian tidak menjamin di masa mendatang masih bisa bertahan hidup disana, karena potensi ancaman kepunahannya juga sangat tinggi,seperti perambahan hutan dan perburuan (Setiawan et al 2012).
Saat ini Uwa-uwa termasuk binatang di lindungi, selain karena
persebarannya terbatas, juga karena hutan sebagai tempat berlindungnya
juga semakin sempit dan rusak, atau bahkan berganti fungsi. Lembaga
konservasi dunia (IUCN) juga telah mengkategorikan sebagai jenis satwa
yang terancam punah (endangered), karena trend jumlah populasi dan
habitatnya yang semakin menurun.
Uwa-uwa, sudah selayaknya mendapat perhatian dari semua pihak,
terlebih masyarakat luas pada umumnya. Berdasarkan hasil penelitian
tentang Uwa-uwa, di Kabupaten pekalongan terdapat lokasi dengan jumlah
populasi terpadat kedua setelah Jawa Barat (Djanubudiman et al 2004,
Setiawan et al 2012).
Kita sebagai warga pekalongan harusnya juga bangga akan potensi dan
keberadaan kera kecil ini. Keberadaan Uwa-uwa sangat penting bagi
kehidupan kita, sebagai penyebar biji-biji hutan dan membatu regenerasi
hutan secara alami, oleh karena itu sangat mungkin juga Uwa-uwa ini
menyebarkan biji-biji pohon yang mempunyai manfaat bagi kehidupan
manusia.
Keberadaan Uwa-uwa yang biasanya di kawasan hutan pegunungan yang
asri juga bisa bermanfaat secara ekonomi untuk wisata minat khusus.
Keberadaan Uwa-uwa di Kabupaten Pekalongan, juga menjadikan Kabupaten
Pekalongan sebagai tempat penelitian primata yang dikenal dunia.
Keberadaan Uwa-uwa di Pekalongan, secara tidak langsung telah menjadi
identitias Pekalongan di tingkat internasional.
Perhatian para pemerhati primata, peneliti dan lembaga konservasi
terhadap uwa-uwa di Pekalongan adalah satu hal kecil dari upaya menjaga
hutan dan primata ini tetap hidup di habitat alaminya. Kita sendiri
sebagai “wong kalongan” seharusnya juga lebih merasa memiliki,
mencintai hutan dan Uwa-uwa, tidak memburu, tidak memelihara, tidak
memperdagangkan, dan tidak merusak hutan sebagai tempat hidup kera
kecil kebanggaan kita.
Berbagai sumber tentang Owa Jawa
- Setiawan, A., Y. Wibisono, T.S. Nugroho, I.Y. Agustin, M. A.Imron,
S.P, Djuwantoko, 2010, Javan Surili : A Survey Population and
Distribution in Mt. Slamet Central Java, Indonesia, Jurnal Primatologi
Indonesia, Vol. 7 No. 2, p. 51-54
- Djanubudiman G, Arisona J, Iqbal M, Wibisono F, Mulcahy G,
IndrawanM, Hidayat RM. 2004. Current Distribution and Conservation
Priorities for the Javan Gibbon (Hylobates moloch). Report to Great Ape
Conservation Fund, US Fish and Wildlife Service, Washington, DC,
Indonesian Foundation for Advance of Biological Sciences and Center for
Biodiversity and Conservation Studies of University of Indonesia.
- Video dokumenter “ Owajawa, sebuah cerita dari hutan Petungkriono”, bisa dilihat disini
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar