Selasa, 02 Juli 2013

Sisi Lain Batik Pekalongan dan Hewan Uwa-uwa (Owa Jawa)

Owa Jawa, kera kecil kebanggaan Pekalongan 

Selain terkenal dengan batiknya yang sudah mendunia, Pekalongan sebenarnya mempunyai potensi lain yang tidak dipunyai tempat lain di negeri ini bahkan di dunia, yaitu Owa Jawa.

Owa Jawa yang dikenal dengan nama UWA-UWA (Hylobates moloch), adalah salah satu kera kecil, endemik Jawa yang saat ini masih terdapat di sisa-sisa hutan hujan tropis di Pulau Jawa, tersebar di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat.
 
Kabupaten Pekalongan saat ini masih mempunyai sisa hutan hujan tropis yang relatif baik, dimana Uwa-uwa hanya bisa bertahan hidup di hutan alam, karena jenis primata ini adalah jenis penghuni pohon dan bergerak di antara tajuk-tajuk pohon, dan makanan kesukaannya adalah buah-buahan hutan.

Uwa-uwa mempunyai perilaku unik, bersuara keras di pagi hari, ketika sebelum terbit matahari dan ketika matahari sudah terbit. Mereka adalah jenis primata yang monogami (artinya hanya mempunyai satu pasangan), hidup dalam kelompok kecil (2-7 individu) dan mempunyai jelajah yang tetap.

Dimana bisa melihat Uwa-uwa di Pekalongan?
 
Beberapa potongan-potongan hutan alam masih bisa di jumpai di beberapa kecamatan, yaitu Kec. Petungkriono (Dusun Sokokembang), Kec. Kajen (hutan lindung di sekitar Linggoasri), Kec. Kandangserang (Ds. Sigugur), Kec. Karangayar (Alas Daon-Ds.Sonto), dan Kecamatan Lebakbarang (Ds.Bantar kulon). Hutan-hutan ini meskipun saat ini masih terdapat adanya Uwa-uwa, meskipun demikian tidak menjamin di masa mendatang masih bisa bertahan hidup disana, karena potensi ancaman kepunahannya juga sangat tinggi,seperti perambahan hutan dan perburuan (Setiawan et al 2012).
 
Saat ini Uwa-uwa termasuk binatang di lindungi, selain karena persebarannya terbatas, juga karena hutan sebagai tempat berlindungnya juga semakin sempit dan rusak, atau bahkan berganti fungsi. Lembaga konservasi dunia (IUCN) juga telah mengkategorikan sebagai jenis satwa yang terancam punah (endangered), karena trend jumlah populasi dan habitatnya yang semakin menurun.

Uwa-uwa, sudah selayaknya mendapat perhatian dari semua pihak, terlebih masyarakat luas pada umumnya. Berdasarkan hasil penelitian tentang Uwa-uwa, di Kabupaten pekalongan terdapat lokasi dengan jumlah populasi terpadat kedua setelah Jawa Barat (Djanubudiman et al 2004, Setiawan et al 2012).

Kita sebagai warga pekalongan harusnya juga bangga akan potensi dan keberadaan kera kecil ini. Keberadaan Uwa-uwa sangat penting bagi kehidupan kita, sebagai penyebar biji-biji hutan dan membatu regenerasi hutan secara alami, oleh karena itu sangat mungkin juga Uwa-uwa ini menyebarkan biji-biji pohon yang mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia.

Keberadaan Uwa-uwa yang biasanya di kawasan hutan pegunungan yang asri juga bisa bermanfaat secara ekonomi untuk wisata minat khusus. Keberadaan Uwa-uwa di Kabupaten Pekalongan, juga menjadikan Kabupaten Pekalongan sebagai tempat penelitian primata yang dikenal dunia. Keberadaan Uwa-uwa di Pekalongan, secara tidak langsung telah menjadi identitias Pekalongan di tingkat internasional.

Perhatian para pemerhati primata, peneliti dan lembaga konservasi terhadap uwa-uwa di Pekalongan adalah satu hal kecil dari upaya menjaga hutan dan primata ini tetap hidup di habitat alaminya. Kita sendiri sebagai “wong kalongan” seharusnya juga lebih merasa memiliki, mencintai hutan dan Uwa-uwa, tidak memburu, tidak memelihara, tidak memperdagangkan, dan tidak merusak hutan sebagai tempat hidup kera kecil kebanggaan kita.

Berbagai sumber tentang Owa Jawa
  1. Setiawan, A., Y. Wibisono, T.S. Nugroho, I.Y. Agustin, M. A.Imron, S.P, Djuwantoko, 2010, Javan Surili : A Survey Population and Distribution in Mt. Slamet Central Java, Indonesia, Jurnal Primatologi Indonesia, Vol. 7 No. 2, p. 51-54
  2. Djanubudiman G, Arisona J, Iqbal M, Wibisono F, Mulcahy G, IndrawanM, Hidayat RM. 2004. Current Distribution and Conservation Priorities for the Javan Gibbon (Hylobates moloch). Report to Great Ape Conservation Fund, US Fish and Wildlife Service, Washington, DC, Indonesian Foundation for Advance of Biological Sciences and Center for Biodiversity and Conservation Studies of University of Indonesia.
  3. Video dokumenter “ Owajawa, sebuah cerita dari hutan Petungkriono”, bisa dilihat disini

    sumber

Tidak ada komentar: