Tokyo Siaga Siklus Banjir Besar 200 Tahunan
TOKYO, suaramerdeka.com - Kota Tokyo bersiaga
menghadapi banjir besar yang memiliki siklus 200 tahun sekali. Banjir
ini diprediksi mampu memporakporandakan kota Tokyo seperti halnya Badai
Sandy yang menyebu Pantai Timur AS beberapa waktu lalu.
Tokyo yang merupakan kota metropolis terpadat dunia ini diapit oleh sungai di bagian Timur dan Barat.
Pemerintah
Jepang memperkirakan, kerusakan akibat banjir besar nanti bisa mencapai
33 triliun yen atau setara dengan US$ 322 miliar. Estimasi kerugian ini
berdasarkan pertimbangan meluapnya banjir dari sungai Arakawa yang
membelah kota Tokyo.
Nilai tersebut lebih besar lima kali lipat
dari dana bantuan untuk korban Sandy yang menghantam AS pada Oktober
lalu senilai US$ 60,2 miliar.
Jika sungai Arakawa meluap, sekitar
2.000 orang di Tokyo akan kehilangan nyawa dan sekitar 860.000 lainnya
akan kehilangan tempat tinggal. Pemerintah juga mengestimasi, banjir
tersebut akan menenggelamkan subway dan rel kereta reguler, sehingga
menyebabkan 97 stasiun berhenti beroperasi.
"Jepang belum
sepenuhnya siap menghadapi bencana ini. Pola cuaca sudah berubah dan
kita mengalami situasi yang tidak biasa. Kita harus terus meningkatkan
kewaspadaan atau kalau tidak kota kita tidak akan mampu bertahan dari
serangan banjir," papar Toru Sueoka, president of Japanese Geotechnical
Society.
(
Ktn / CN33 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar