BUPATI TANAM PADI PERDANA POLA SRI
KAJEN-
Bupati Pekalongan Drs. H. A. Antono, M.Si bersama Asisten Ekonomi
Pembangunan dan Kesra, Kepala BKPP, Kepala DPPK,DKPP serta Kepala Bank
Jateng Cabang Kajen, melakukan tanam padi perdana dengan menggunakan
metode SRI (System of Rice Intensification) di Area Persawahan
Desa Randumuktiwaren Kecamatan Bojong. Hadir pula dalam kesempatan
tersebut Perwakilan Kementrian Pertanian, FKPD, serta para Kepala SKPD
di Lingkungan Pemkab Pekalongan.
Menurut
Eka Susanti, perwakilan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementrian Pertanian, Metode SRI dilatarbelakangi oleh kondisi lahan
saat ini yang cenderung kurang subur, metode ini diharapkan mampu
meningkatkan kualitas lahan dengan pupuk organik, dan efisiensi
penggunaan benih sehingga diharapkan hasil panen yang didapat akan
meningkat.
Menurutnya Berdasarkan penelitian SRI mampu meningkatkan hasil produksi, dimana di Kab. Pekalongan saja pada 2012 dengan luas 500 Ha mampu menghasilkan 6,4-7,4 Ton. “Diharapkan dengan SRI petani dapat berkontribusi meningkatkan produksi beras nasional dimana pemerintah pada 2014 menargetkan surplus beras 10 juta Ton dari program SRI,” terangnya.
Menurutnya Berdasarkan penelitian SRI mampu meningkatkan hasil produksi, dimana di Kab. Pekalongan saja pada 2012 dengan luas 500 Ha mampu menghasilkan 6,4-7,4 Ton. “Diharapkan dengan SRI petani dapat berkontribusi meningkatkan produksi beras nasional dimana pemerintah pada 2014 menargetkan surplus beras 10 juta Ton dari program SRI,” terangnya.
SRI
adalah metode penanaman padi dengan prinsip budidaya seperti menanam
bibit muda (berusia kurang dari 12 hari setelah semai/hss dan berdaun 2
helai), tanam tunggal (bibit ditanam satu pohon perlubang), jarak tanam
lebar (30X30 atau 35X35), pengaturan air macak-macak, penyiangan sejak
awal, menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau) serta tanpa
pestisida kimia untuk pengendalian hama dan penyakit.
Bupati
dalam sambutannya sebelum tanam perdana mengungkapkan harapannya agar
metode SRI yang dinilainya sangat bagus hasil produksinya serta ramah
lingkungan ini agar betul-betul dijaga. Karena menurutnya apabila
hasilnya memuaskan, metode ini nantinya dapat diterapkan dan
dikembangkan di Kabupaten Pekalongan.
“Saya minta Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan untuk memonitor dengan baik dan mengevaluasi jalannya program ini, karena tugas dari pemerintah adalah memberikan contoh kalo hasilnya baik nantinya dapat ditularkan dan digerakkan ke masyarakat, karena lahan kita luas, jika dikelola dengan baik maka hasilnya akan baik dan mensejahterakan,” tegasnya.
“Saya minta Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan untuk memonitor dengan baik dan mengevaluasi jalannya program ini, karena tugas dari pemerintah adalah memberikan contoh kalo hasilnya baik nantinya dapat ditularkan dan digerakkan ke masyarakat, karena lahan kita luas, jika dikelola dengan baik maka hasilnya akan baik dan mensejahterakan,” tegasnya.
Usai
sambutan Bupati secara simbolis menyerahkan bantuan traktor roda dua
kepada lima perwakilan kelompok tani, yaitu Kelompok tani Gumenggeng
(Desa Randumuktiwaren-Bojong), Tani Makmur (Desa Salit-Kajen), Makaryo
(Desa Karangrejo-Kesesi), Sumber Makmur (Desa Kayugeritan-Karanganyar),
dan Gabelan (Desa Tegalsuruh-Sragi).
Di
Kabupaten Pekalongan, metode SRI akan dikembangkan di 16 Kecamatan
dengan luas hamparan mencapai 1.500 Ha. Sedangkan total penerima
bantuan sebanyak 75 kelompok tani, dengan masing-masing luas hamparan
20 Ha per kelompok.
Masing-masing kelompok tersebut takan menerima paket bantuan senilai Rp. 42 Juta, yang diantaranya terdiri dari alat pertanian (1 unit traktor), benih, pupuk organik, pestisida nabati, serta mikroorganisme lokal. (dian’s/H-/aan/Her)
Masing-masing kelompok tersebut takan menerima paket bantuan senilai Rp. 42 Juta, yang diantaranya terdiri dari alat pertanian (1 unit traktor), benih, pupuk organik, pestisida nabati, serta mikroorganisme lokal. (dian’s/H-/aan/Her)
Sumber : Bag. Humas Setda Kab. Pekalongan
Editor : Nd. Kominfo
Editor : Nd. Kominfo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar