Sepakat Serang Suriah, AS dan Prancis Ingin Kirimkan Pesan Kuat ke Assad
Paris, - Pemerintah Amerika Serikat dan Prancis
sepakat untuk menghukum rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad atas
serangan kimia pekan lalu. Presiden AS Barack Obama dan Presiden
Prancis Francois Hollande ingin mengirimkan "pesan kuat" kepada rezim
Suriah soal penggunaan senjata kimia.
"Kedua kepala negara sepakat bahwa komunitas internasional tak bisa mentolerir penggunaan senjata kimia, bahwa dunia harus membuat rezim Suriah bertanggung jawab atas serangan itu dan mengirimkan pesan kuat," demikian statemen Kepresidenan Prancis seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/8/2013).
Istana kepresidenan Elysee mengeluarkan statemen tersebut setelah percakapan telepon antara Obama dan Hollande, menjelang serangan militer yang akan dilancarkan terhadap rezim Suriah.
"Sebagai sekutu dekat dan sahabat, Prancis dan AS akan melanjutkan konsultasi mereka mengenai Suriah dan semua isu lainnya yang mempengaruhi keamanan internasional," demikian disampaikan kepresidenan Prancis.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama bersikeras bahwa dunia harus bertindak setelah warga sipil Suriah, termasuk wanita dan anak-anak tewas dalam serangan kimia. Obama mencetuskan, AS tengah mempertimbangkan aksi "terbatas dan kecil" terhadap Suriah.
Obama menekankan dirinya belum membuat keputusan final soal melancarkan serangan militer terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad. Namun dia mengisyaratkan bahwa serangan memang akan dilakukan.
Pernyataan ini disampaikan Obama setelah dirilisnya laporan intelijen AS yang menyimpulkan, rezim Assad telah melancarkan serangan kimia ke wilayah-wilayah pinggiran Damaskus, ibukota Suriah pekan lalu. Serangan-serangan itu menurut intelijen AS, menewaskan 1.429 orang termasuk setidaknya 426 anak-anak.
"Serangan seperti ini merupakan tantangan bagi dunia," kata Obama kepada para wartawan di Gedung Putih. "Kita tak bisa bisa menerima dunia di mana wanita dan anak-anak serta warga sipil tak bersalah diserang gas dalam skala mengerikan," pungkasnya.
"Kedua kepala negara sepakat bahwa komunitas internasional tak bisa mentolerir penggunaan senjata kimia, bahwa dunia harus membuat rezim Suriah bertanggung jawab atas serangan itu dan mengirimkan pesan kuat," demikian statemen Kepresidenan Prancis seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/8/2013).
Istana kepresidenan Elysee mengeluarkan statemen tersebut setelah percakapan telepon antara Obama dan Hollande, menjelang serangan militer yang akan dilancarkan terhadap rezim Suriah.
"Sebagai sekutu dekat dan sahabat, Prancis dan AS akan melanjutkan konsultasi mereka mengenai Suriah dan semua isu lainnya yang mempengaruhi keamanan internasional," demikian disampaikan kepresidenan Prancis.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama bersikeras bahwa dunia harus bertindak setelah warga sipil Suriah, termasuk wanita dan anak-anak tewas dalam serangan kimia. Obama mencetuskan, AS tengah mempertimbangkan aksi "terbatas dan kecil" terhadap Suriah.
Obama menekankan dirinya belum membuat keputusan final soal melancarkan serangan militer terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad. Namun dia mengisyaratkan bahwa serangan memang akan dilakukan.
Pernyataan ini disampaikan Obama setelah dirilisnya laporan intelijen AS yang menyimpulkan, rezim Assad telah melancarkan serangan kimia ke wilayah-wilayah pinggiran Damaskus, ibukota Suriah pekan lalu. Serangan-serangan itu menurut intelijen AS, menewaskan 1.429 orang termasuk setidaknya 426 anak-anak.
"Serangan seperti ini merupakan tantangan bagi dunia," kata Obama kepada para wartawan di Gedung Putih. "Kita tak bisa bisa menerima dunia di mana wanita dan anak-anak serta warga sipil tak bersalah diserang gas dalam skala mengerikan," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar