KBRN,
Pati: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta koperasi-koperasi
yang dalam pengelolaannya morat-marit atau mati suri, dibubarkan saja.
Karena bila terus dibiarkan, akan menular ke koperasi-koperasi yang
sudah berjalan dengan baik.
Hal itu
disampaikan Ganjar Pranowo dalam sambutannya pada puncak peringatan
Hari Koperasi Indonesia ke-66 tingkat Provinsi Jawa Tengah, di Stadion
Joyokusumo, Kabupaten Pati, Sabtu, (31/8/2013).
“Koperasi
yang morat-marit?. Kan ada tiga nanti, yang maju terus kita dorong,
yang setengah-setengah kita marger, dan berikan pendampingan. Sedang
yang mau sekarat, sudah dimatikan saja sekalian. Karena kalau enggak
ini nanti menular,” tandasnya.
“Itu
treatment (teknik) bisnis, kalau treatmentnya hanya guyub saja enggak
bisa. Karena ini bisnis, mestinya patembayan, dimana ada
hubungan-hubungan untuk mencapai kesejahteraan bersama dan itu ada
prosesnya.”
Gubernur Jawa Tengah juga meminta adanya pendampingan dan pembinaan dari pemerintah bagi koperasi yang telah membuat usaha.
“Karena
usaha koperasi dan UMKM adalah bisnis, sehingga para pengelola dan
anggotanya harus tahu bisnis, untuk mengembangkan usahanya,” ucap
Ganjar.
Ganjar
Pranowo menambahkan, ketika ekonomi melemah, banyak produk lokal yang
tidak tergantung nilai tukar dollar Amerika. Melemahnya nilai rupiah
terhadap dollar Amerika sekarang ini harus momentum produk lokal untuk
tampil. Dia mencontohkan, hasil kerajinan akar jati yang memiliki nilai
jual tinggi.
“Akar
jati ketika dollar tinggi seperti ini kan seharusnya panen mereka ini.
Ketika kita ekspor keluar negeri, pasti akan mengikuti harga yang
tinggi. Maka dalam kontek Koperasi dan UMKM kita coba dorong
menumbuhkan, tapi setidaknya kita melihat, kita sudah bisa buat, yang
belum adalah kualitas, maka diperlukan pendampingan.”
“Pendampingan
ini perlu dicarikan beberapa pengusaha atau pengrajin yang sudah
memiliki pengalaman panjang dan dia harus sudah masuk go
internasional, kita sekolahkan ke negara-negara yang lebih maju.
Semisal kita bicara teknologi kulit, Italy itu yang paling hebat.
Kalau perlu kita suruh mereka kesana,” pintanya.
Soal
modal usaha yang menjadi masalah klasik koperasi dan UMKM, Gubernur
berharap peran dari pihak suasta, melalui program bina lingkungan, yang
dibangun dengan tanggung jawab Sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR/HF)
Dalam
kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyempatkan
untuk mengunjungi stand pameran/pasar rakyat, dan membeli lukisan Bung
Karno, serta dua dus jeruk Pamelo Bageng, produk unggulan pertanian
Kabupaten Pati. (Agus Pambudi/DS/HF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar