Bahan Baku Roti Melonjak, Keuntungan Turun
MEDONO - Melemahnya
nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dollar Amerika, ternyata
berdampak ke banyak sektor. Tak hanya para pembuat tempe dan pengrajin
batik yang kelimpungan akibat melonjaknya harga kedelai, dan bahan baku
batik. Tetapi juga merambah ke usaha produksi roti dan kue. Pantauan di
lapangan, kenaikan harga juga terjadi untuk bahan baku utama pembuatan
roti, yakni tepung terigu. Demikian pula dengan melonjaknya bahan baku
produksi lainnya.
Akibatnya,
biaya produksi pembuatan roti ikut melonjak. Sementara, pengusaha
maupun penjual roti belum berani menaikkan harga jual rotinya ke
konsumen. Hal ini akhirnya mengurangi keuntungan yang didapat. Seperti
yang disampaikan oleh Fathhul Khasani, seorang karyawan perusahaan roti
dan toko roti 'Sari insah Bakery & Cakes' di Medono, Pekalongan
Barat, Ia menyatakan, kenaikan bahan baku roti yang cukup signifikan
terjadi untuk tepung terigu.
Tadinya,
untuk satu zak tepung terigu, atau kemasan 25 kilogram (kg), harganya
Rp 161 ribu. "Itu sudah harga kenaikan sejak harga BBM naik. Sekarang
harga tepung terigu naik lagi," katanya. Ia menuturkan, harga per zak
tepung terigu pada Senin (26/8) kemarin sudah naik menjadi 166 ribu.
Kemudian, per Selasa (27/8), harganya sudah mlonjak lagi menjadi 168
ribu per zak. Padahal, tiap harinya, di toko roti tempatnya bekerja
setidaknya menghabiskan 6 hingga 10 zak tepung terigu. "Nggak tahu,
kapan harganya akan turun lagi kembali seperti semula," ujarnya.
Kenaikan
juga terjadi pada bahan baku pendukung. Ia mencontohkan, harga misis
yang sepekan sebelumnya Rp 190 ribu per dus (12,5 kg), sekarang naik
menjadi Rp 200 ribu. Sementara tepung beras yang tadinya Rp 4.000, kini
naik Rp 500 menjadi Rp 4500 untuk kemasan setengah kilogram. "Sedangkan
harga telur ayam cenderung masih stabil, setelah harganya melambung
cukup tinggi menjelang Lebaran kemarin. Sekrang telur ayam sekitar Rp
170 ribu untuk 10 kilogram," ungkapnya.
Meski
ada kenaikan harga bahan baku, tandas Khasani, harga jual produk roti
ke konsumen belum dinaikkan. Ia khawatir, jika harga roti dinaikkan,
maka akan berpengaruh pada menurunnya angka penjualan. "Harga rotinya
masih tetap, Mas. Tidak naik. Kalau kita naikkan, kasihan konsumennya.
Apalagi kebanyakan dari konsumen kami berasal dari kalangan menengah ke
bawah," imbuhnya. (way)
(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 28-08-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar