Rupiah Melemah, Harga Mainan Naik 10 Persen
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Naiknya kurs dolar Amerika Serikat (AS)
hingga menyentuh Rp 11.000 beberapa hari lalu mengakibatkan harga
mainan impor di Pasar Gembrong ikut naik sekitar 10 persen.
"Untuk mainan impor, khususnya yang dari Cina ada kenaikan harga sekitar 10 persen," kata Kelik salah satu penjual mainan di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu. Naiknya harga mainan impor membuat Kelik mengurungkan niatnya untuk belanja stok barang baru.
"Soalnya harga yang saya beli sama persis dengan harga mainan yang biasa saya jual, jadi misalnya kalau harga mobil remote Rp 180.000 sekarang jadi Rp 200.000," kata Kelik.
Oleh sebab itu, saat ini Kelik lebih memilih menahan diri untuk berbelanja hingga kurs dolar turun. "Saya sekarang tahan-tahan diri aja jangan belanja sampai harganya murah lagi," kata Kelik.
Kalaupun terpaksa, Kelik yang biasa mendapat omzet hingga Rp 90 juta per bulan itu harus menaikkan harga mainannya. "Bulan depan terpaksa saya naikin kalau harga dari supliernya tidak turun-turun, risikonya ya dikomplain sama pelanggan tapi mau gimana lagi," kata Kelik yang memiliki empat karyawan tersebut.
Senada dengan Kelik, Boga yang menjual boneka impor juga mengalami hal yang sama. "Khusus boneka impor dari Cina sudah ada kenaikan, yang biasa saya beli Rp 35.000 jadi Rp 45.000, kalau begini terus minggu depan harga akan saya naikkan," kata Boga.
"Untuk mainan impor, khususnya yang dari Cina ada kenaikan harga sekitar 10 persen," kata Kelik salah satu penjual mainan di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu. Naiknya harga mainan impor membuat Kelik mengurungkan niatnya untuk belanja stok barang baru.
"Soalnya harga yang saya beli sama persis dengan harga mainan yang biasa saya jual, jadi misalnya kalau harga mobil remote Rp 180.000 sekarang jadi Rp 200.000," kata Kelik.
Oleh sebab itu, saat ini Kelik lebih memilih menahan diri untuk berbelanja hingga kurs dolar turun. "Saya sekarang tahan-tahan diri aja jangan belanja sampai harganya murah lagi," kata Kelik.
Kalaupun terpaksa, Kelik yang biasa mendapat omzet hingga Rp 90 juta per bulan itu harus menaikkan harga mainannya. "Bulan depan terpaksa saya naikin kalau harga dari supliernya tidak turun-turun, risikonya ya dikomplain sama pelanggan tapi mau gimana lagi," kata Kelik yang memiliki empat karyawan tersebut.
Senada dengan Kelik, Boga yang menjual boneka impor juga mengalami hal yang sama. "Khusus boneka impor dari Cina sudah ada kenaikan, yang biasa saya beli Rp 35.000 jadi Rp 45.000, kalau begini terus minggu depan harga akan saya naikkan," kata Boga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar