Senin, 28 Mei 2012

Meski Rob, Tekuni Budi Daya Ikan

PEKALONGAN, Petambak di Kelurahan Kandang Panjang memutuskan tetap menekuni usaha budi daya ikan, meski sering merugi karena gagal panen ikan yang diakibat air pasang atau rob. Hal tersebut akibat modal petambak terbatas dan tidak memiliki keahlian lain. “Petambak tidak memiliki keahlian lain sehingga meski sering merugi akibat rob, usaha budi daya ikan tetap ditekuni, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Ketua Kelompok Tani Tambak Muara Rejeki Kelurahan Kandang Panjang Kota Pekalongan Miftahudin, belum lama ini.

Ia mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi petambak dalam menjalankan usaha yakni rob. Dari luas lahan sekitar 40 hektare di Kelurahan Kandang Panjang Kota Pekalongan. Sebanyak 80 persennya telah tergenang air.


Pinjam Modal
Hal tersebut dikarenakan area tambak berbatasan dengan laut dan tanggul penahan rusak. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi, petambak terpaksa meminjam modal agar bisa menjalankan usaha.

Modal yang dibutuhkan untuk budidaya ikan semakin mahal, sehingga petambak terpaksa meminjam modal. Selain dipicu kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, langkah petambak ini juga didasarkan pada pertimbangan hampir tibanya Lebaran Idul Fitri yang membutuhkan biaya besar,” tuturnya.

Miftah menambahkan, kendala lain yang juga dihadapi petambak yakni anjloknya harga budi daya. Untuk ikan bandeng turun dari Rp. 23 ribu menjadi Rp. 14 ribu per kilogram, sedang rumput laut dari Rp. 1.500 menjadi Rp. 1.000 per kilogram. Rob tidak hanya membuat puluhan hektare tambak di Kelurahan Kandang Panjang Kota Pekalongan gagal, tapi juga membuat budidaya rumput laut terhambat karena sulit melakukan proses pengeringan. Pihaknya berharap, pemerintah daerah melakukan peninggian tanggul penahan rob dan memperbaiki sarana prasarana yang ada. (H79-86)

(SUMBER : SUARA MERDEKA, 21-05-2012)

Tidak ada komentar: