Rabu, 16 Mei 2012

Pusat Perbelanjaan Di Lahan Eks Terminal Bus Kota Pekalongan

Pembangunan Mall di Eks Terminal Bus
PEKALONGAN – Sejumlah warga Kelurahan Noyontaan dan Landungsari, Kecamatan Pekalongan Timur, mengajukan persyaratan kepada investor yang akan membangun pusat perbelanjaan di lahan eks terminal bus Kota Pekalongan. Mereka meminta warga setempat diprioritaskan untuk dijadikan tenaga kerja di pusat perbelanjaan tersebut. Hal tersebut mengemuka dalam kegiatan sosialisasi rencana pembangunan pusat perbelanjaan dilahan eks terminal bus Kota Pekalongan yang diselanggarakan Badan Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan terpadu (BPMP2T) di ruang Jetayu Setda, Senin (7/5).

Saat operasional nanti, mall diharapkan mengggunakan tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Kami berharap warga Noyontaan bisa dilibatkan semaksimal mungkin,” terang Rubiyanto, perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Noyontaan. Sementara itu, M Arifin, perwakilan warga RW 07 Kelurahan Landungsari meminta investor membangun jembatan penyeberangan untuk keselamatan warga,” ujarnya.

Sebagian warga lainnya berharap investor melakukan langkah antisipasi perjudian dan lebih selektif dalam melakukan penataan konter. “kami berharap barang yang dijual di sana bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” tegas Husodo warga RW 06 Kelurahan Noyontaan. Husodo mengusulkan ada konter yang menjual barang yang belum dijual di Kota Pekalongan seperti peralatan elektronik. Direktur CV Prima Lestari Investindo MR Priyanto menegaskan, pihaknya akan menggunakan tenaga kerja dari kedua kelurahan tersebut.

Kontribusi
Saat operasional, kami akan merekrut tenaga kerja sekitar 400 orang hingga 500 orang. Tenaga kerja itu akan kami rekrut dari RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan setempat. Jika masih kurang, baru kami akan mengambil tenaga kerja dari luar kelurahan,” tegasnya. Priyanto juga menegaskan, jika ada kerusakan bangunan warga akibat pembangunan pusat perbelanjaan itu nantinya, pihaknya akan bertanggung jawab. Ketua DPRD M Bowo Leksono berharap, komitmen investor tersebut benar-benar terwujud. Selain akan menyerap tenaga kerja dari Kota Pekalongan, investor juga akan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pekalongan. Kepala BPMP2T Erli Nufiati memaparkan, pada lima tahun pertama, Pemkot akan menerima kontribusi sebesar Rp. 80 juta per tahun. Sementara pada lima tahun kedua, besaran kontribusi sebesar Rp. 100 juta per tahun, pada lima tahun ketiga Rp. 125 juta per tahun, lima tahun ke empat Rp. 145 juta per tahun dan lima tahun kelima sebesar Rp. 175 juta per tahun.

Pemkot juga mendapat tambahan aset berupa bangunan pusat perbelanjaan beserta fasilitasnya senilai Rp 54 miliar, dan setelah masa kerja sama selesai kurang lebih Rp 2,1 miliar per tahun. Selain itu, PBB setiap tahun selama jangka waktu kerja sama dibayar oleh investor,” tegasnya.

Keberadaan pusat perbelanjaan tersebut untuk mendukung Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai koridor ekonomi. Walikota M Basyir Ahmad mengatakan, pembangunan di lahan bekas terminal bus Kota Pekalongan tidak boleh berlawanan dengan koridor ekonomi di Jalan dokter Sutomo. “Koridor dokter sutomo akan dibangkitkan untuk kawasan ekonomi. Meskipun ada jalan tol, tapi Kota Pekalongan diharapkan tetap ramai dan tetap menjadi tempat tujuan,” terangnya. (K30, H79-74)

(SUMBER : SUARA MERDEKA, 08-05-2012)

Tidak ada komentar: