Optimis, Pekalongan 35 Kota Kreatif Dunia
PEKALONGAN -
Wali Kota HM Basyir Ahmad optimistis, Kota Pekalongan masuk 35 Kota
kreatif Dunia kategori Kota Kerajinan dan Kesenian rakyat (Craft and
Folk Art). Saat ini berkas pendaftaran telah masuk tahap verifikasi di
Sekretariat UNESCO di Paris, Prancis. Wali Kota HM Basyir Ahmad
menyatakan optimismenya, Kota Pekalongan masuk sebagai Kota Kreatif
UNESCO.”Sebab tiga kota dari Indonesia, yakni Solo, Bandung, serta
Yogyakarta yang sebelumnya ikut jadi nominator telah gagal,”ungkapnya,
kemarin.
Menurut
dia, Kota Solo yang dinominasikan dengan kategori Kota Desain bersama
Yogyakarta untuk kategori Kota Kerajinan dan Seni, gagal. Sedangkan
Kota Bandung kategori Kota Kuliner tidak lengkap berkasnya, sehingga
tidak dapat melanjutkan ke tahap berikutnya sebagai Kota Kreatif Dunia.
Jika pengajuan tersebut disahkan, maka Pekalongan akan masuk jaringan
kota-kota kreatif dunia bersama 34 kota lainnya dari 18
negara.”Pekalongan merupakan satu-satunya kota dari Indonesia yang maju
sebagai nominator Kota Kreatif UNESCO,”tandasnya.
ilustrasi
Setelah
mendapatkan rekomendasi dari Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO
(KNIU) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 25
maret, naskah pendaftaran Kota Pekalongan sebagai Kota Kreatif Dunia
telah dikirim ke Sekretariat UNESCO di Paris, Prancis awal April lalu.
Menurut dia, selama ini belum ada kota dari indonesia yang masuk
jaringan kota-kota kreatif dunia. Berdasarkan potensi budaya dan
kerajinan rakyat yang ada di Kota Pekalongan, antara lain berbagai
corak batik khas pesisir yang telah mendunia, maka kota Pekalongan
lebih siap dan berpeluang besar masuk sebagai nominator kota kreatif
dibanding Surakarta, Bandung, dan DIY.
Tradisi Kontemporer
untuk
menjadi Kota Kreatif Dunia kategori Kerajinan dan Seni Rakyat, ada
beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh UNESCO, yakni adanya
tradisi yang bertahan lama dalam bentuk kerajinan dan seni rakyat yang
bersifat khusus dan kontemporer, kehadiran pembuat kerajinan dan seni
rakyat yang menonjol, ketersediaan sarana dan prasarana yang terkait
dengan kerajinan dan kesenian rakyat.
“Seluruh
kriteria dan materi yang dibutuhkan UNESCO, telah dimiliki Kota
Pekalongan sebagai Kampung Batik, museum, pasar grosir batik, serta
lembaga pendidikan yang fokus pada perbatikan sudah tersedia,”jelasnya.
Selain kategori Kota Kerajinan dan Seni Rakyat, ada beberapa kategori
atau tema lainnya yang akan masuk jaringan kota-kota kreatif, yakni
kategori Sastra, Film, Musik, Desain, Seni Media, dan Gastronomi atau
Kuliner.
Kepala
Dinas Perhubungan Pariwisata dan Budaya (Dishubparbud) Kota Pekalongan
Doyo Budi Wibowo menambahkan, manfaat sebagai Kota Kreatif Dunia,
antara lain membangun kerjasanma antarkota yang mendukung keragaman ide
dan kreativitas sebagai elemen penting dalam pembangunan perekonomian
kota, menempatkan kekayaan dan keragaman budaya kota pada kerangka
global, kreativitas sebagai elemen dasar untuk mengembangkan aspek
sosial dan ekonomi lokal. Selain itu juga menumbuhkembangkan inovasi
melalui pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan praktik-praktik bisnis
terbaik, serta menciptakan peluang baru untuk kerjasama dan kemitraan
dengan kota kreatif lainnya,”terangnya.
(SUMBER : HARIAN PEKALONGAN , 05-06-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar