UKM Batik Bisa Entaskan Warga Miskin
PEKALONGAN-Industri
batik di Indonesa bisa menjadi instrumen strategis untuk mengentaskan
warga miskin. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Prof Ir Wiendu Nuryanti M Arch saat
membuka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke 107 Kota Pekalongan di
lapangan Jetayu, baru-baru ini.
Menurut
Wiendu, omzet penjualan batik di sentra-sentra batik di Indonesia,
hingga saat ini telah mencapai Rp 1,5 triliun. Nilai tersebut, kata
dia, diciptakn oleh perajin-perajin batik yang berada di desa-desa dan
kelurahan-kelurahan di sentra batik, yang didominasi kaum perempuan.
“Karena itu batik bisa dijadikan sebagai instrumen strategis untuk
mengentaskan kemiskinan,”terang Wiendu.
ilustrasi
Kekuatan
Dijelaskan,
batik Indonesia yang secara resmi diakui UNESCO dan dimasukkan ke dalam
daftar representatif sebagai budaya tak benda warisan
manusia(representative list of the intangible cultural heritage of
humanity), rohnya ada di kota Pekalongan. Aktivitas membatik yang
dilakukan masyarakat di Kota Pekalongan, lanjut dia, membuktikan bahwa
batik mempunayai kekuatan untuk mentransformasikan budaya lintas
generasi tua. Tapi juga bertransformasi pada generasi muda, bahkan
anak-anak. Jadi, rihnya batik yang diakui UNESCo itu ada di Kota
Pekalongan,” jelasnya.
Berdasarkan
data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil
Menngah (Disperindangkop dan UMKM) Kota Pekalongan, sentra bvatik
tersebar di 17 kelurahan. Diantaranya di kelurahan Pasirsari, Kecamatan
Pekalongan Barat dan Kelurahan Pekalongan Selatan. Di sentra batik
Jengot, terdapat 29 unit usaha batik dengan penyerapan tenaga kerja
sebnayak 503 orang. Sedangkan di sentra batik Pasirsari terdapat 79
unit usaha batik dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 1.189 orang.
(SUMBER : SUARA MERDEKA ,06-04-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar