Tarif hotel di Jateng naik 5-10 persen
Semarang (ANTARA
News) - Tarif kamar hotel di Jawa Tengah dipastikan naik antara 5 hingga 10 persen menyusul kebijakan pemerintah menaikkan tarif tenaga
listrik, juga pertimbangan tingkat inflasi.
Kenaikan tarif kamar hotal itu, menurut Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah Heru Isnawan, sudah berdasarkan sejumlah perhitungan terutama kenaikan tarif tenaga listrik yang sudah diketahui pengusaha jauh-jauh hari.
Kenaikan tarif kamar hotel, lanjut Heru sebenarnya sudah dimulai sejak awal 2013 meskipun kenaikan tarif listrik diberlakukan bertahap.
"Kenaikan listrik dilakukan bertahap, tetapi tarif kamar hotel tidak bisa naiknya bertahap. Kebijakan harga tidak dapat berubah pada saat tahun berjalan sehingga kenaikan bisa di awal atau di akhir tahun," tuturnya.
Oleh karena itu, pada waktu pemerintah sudah berencana menaikkan listrik, hal itu juga dijadikan dasar untuk menghitung tarif kamar hotel.
"Kenaikan listrik sudah dapat diprediksi, tidak seperti harga daging sapi," ucapnya.
Terkait kenaikan harga daging sapi dan bawang putih, Heru mengaku para pengusaha hotel dan restoran juga merasakan dampaknya.
"Akan tetapi selama pengaruhnya tidak terlalu besar, para pengusaha hotel dan restoran akan bermain pada diskon," ujarnya.
Ia mencontohkan, jika biasanya ada diskon 15 persen pada makanan tertentu, tetapi karena harga daging sapi dan bawang merah serta bawang putih naik, diskon dikurangi menjadi hanya 10 persen atau mungkin potongan harga itu ditiadakan.
Kenaikan tarif kamar hotal itu, menurut Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah Heru Isnawan, sudah berdasarkan sejumlah perhitungan terutama kenaikan tarif tenaga listrik yang sudah diketahui pengusaha jauh-jauh hari.
Kenaikan tarif kamar hotel, lanjut Heru sebenarnya sudah dimulai sejak awal 2013 meskipun kenaikan tarif listrik diberlakukan bertahap.
"Kenaikan listrik dilakukan bertahap, tetapi tarif kamar hotel tidak bisa naiknya bertahap. Kebijakan harga tidak dapat berubah pada saat tahun berjalan sehingga kenaikan bisa di awal atau di akhir tahun," tuturnya.
Oleh karena itu, pada waktu pemerintah sudah berencana menaikkan listrik, hal itu juga dijadikan dasar untuk menghitung tarif kamar hotel.
"Kenaikan listrik sudah dapat diprediksi, tidak seperti harga daging sapi," ucapnya.
Terkait kenaikan harga daging sapi dan bawang putih, Heru mengaku para pengusaha hotel dan restoran juga merasakan dampaknya.
"Akan tetapi selama pengaruhnya tidak terlalu besar, para pengusaha hotel dan restoran akan bermain pada diskon," ujarnya.
Ia mencontohkan, jika biasanya ada diskon 15 persen pada makanan tertentu, tetapi karena harga daging sapi dan bawang merah serta bawang putih naik, diskon dikurangi menjadi hanya 10 persen atau mungkin potongan harga itu ditiadakan.
Editor: Suryanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar