Penanggulangan Kemiskinan Perlu Melibatkan Seluruh Stakeholder
KAJEN
- Kemiskinan merupakan masalah krusial yang semakin lama akan semakin
kompleks apabila tidak ditangani secara serius. Untuk itu, perlu
dilakukan upaya penanggulangan secara terencana dan terintegrasi dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Demikian sambutan Bupati
Pekalongan yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan
Ir. H. Susiyanto, MM dalam acara Koordinasi dan Fasilitasi Pelaksanaan
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan di aula lantai 1 Setda Kajen
(8/5/13).
Sekda
melanjutkan Pemkab berkomitmen untuk menanggulangi masalah kemiskinan
yang ada di Kabupaten Pekalongan. Komitmen ini tidak hanya sebatas
statement belaka, namun disertai langkah-langkah nyata yang strategis.
“Komitmen penanggulangan ini selaras dengan visi Bupati Pekalongan
yaitu mewujudkan masyarakat Kabupaten Pekalongan yang sejahtera,
bermartabat dengan berdasarkan kearifan lokal”, ujarnya.
Berdasarkan
data 5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan penduduk miskin di
Kabupaten Pekalongan terus mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2008 jumlah penduduk miskin sebesar 164.300, tahun 2009
sebesar 151.630, tahun 2010 sebesar 136.619 dan tahun 2011 sebesar
125.941 jiwa atau 16,06%. “Terakhir pada tahun 2012 telah turun menjadi
14,39%”, jelas Sekda.
Ditambahkan
Susiyanto, Pemkab telah memetakan prioritas penanggulangan kemiskinan
dimana terdapat 2 kecamatan dengan prioritas 1 (tinggi) yaitu
Kandangserang dan Paninggaran. 14 kecamatan dengan prioritas sedang dan
3 kecamatan dengan prioritas rendah yaitu Talun, Wiradesa dan
Wonokerto. “Pemkab juga berupaya untuk selalu memverifikasi penduduk
miskin di wilayah sehingga diketahui data penduduk miskin by name dan
by address. Upaya lain dengan menerapkan pendekatan 3 klaster yaitu
klaster 1 berupa bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, klaster 2
berupa penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat serta
klaster 3 berupa penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha
mikro”.
Sementara
Kepala Biro Bina Sosial Setda Propinsi Jateng yang diwakili oleh Kabag.
PMPK dan KB Binsos Propinsi Jateng Dra. Nur Chayati, Msi dalam
sambutannya menyampaikan angka kemiskinan di Jateng masih cukup tinggi
yaitu 14,98%, masih diatas rata-rata angka kemiskinan nasional yang
11%. Oleh karena itu perlu adanya koordinasi dan sinergitas dari semua
daerah se-Jateng dalam mewujudkan program penanggulangan kemiskinan
yang lebih terarah dan tepat sasaran.
“Penanggulangan
kemiskinan ini merupakan tanggung jawab bersama karena apabila tidak
tertangani dengan baik akan berdampak sangat luas. Setiap daerah perlu
memiliki Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah untuk mempertegas
komitmen akan konsensus bersama dalam mewujudkan masyarakat Propinsi
Jateng yang lebih sejahtera. Diharapkan para peserta dapat memberikan
masukan, solusi yang bermanfaat untuk mempercepat penurunan angka
kemiskinan secara signifikan”, tuturnya.
Data
kemiskinan per September 2012, terdapat sekitar 4.244.206 Rumah Tangga
(RT) atau 14,98% se-Jateng. Dari jumlah tersebut terbagi RT Sangat
Miskin 521.186, RT Miskin 674.182, RT Hampir Miskin 1.155.102 serta RT
Rentan Miskin Lainnya 1.893.736. “Beberapa permasalahan terkait
penanggulangan kemiskinan antara lain belum optimalnya, akses layanan
dasar untuk masyarakat miskin, kurang tepatnya sasaran penerima program
perlindungan sosial, masih banyaknya penduduk miskin pedesaan yang
rendah produktivitas, tingginya alih fungsi lahan pertanian tanpa
persiapan SDM serta terjadinya bencana alam” jelas Nur Chayati.
Dalam
koordinasi dan fasilitasi tersebut menghadirkan para narasumber yang
berkompeten. Antara lain Dinsos Provinsi Jateng yang mengambil tema
“Upaya Pemprov Jateng Melalui Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis
Keluarga dalam rangka Implementasi Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan”. Narasumber kedua yakni Bappeda Provinsi Jawa Tengah dengan
tema “Kebijakan Perencanaan Pembangunan di Jawa Tengah dalam rangka
Perwujudan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan melalui TKPK Provinsi
dan Kabupaten/Kota”.
Narasumber
ketiga yaitu DPD Ikatan Pekerja Sosial Indonesia (IPSI) Jawa Tengah
yang mengambil tema “Membangun Komitmen dan Kemitraan guna Peningkatan
Kepedulian Dunia Usaha dalam rangka Meningkatkan Kesejahteraan Sosial
Masyarakat Jawa Tengah”. Dan narasumber lainnya adalah Nurdiyanto dari
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LP2M) Semarang, yang
mengambil tema “Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam rangka
Perwujudkan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah”.
(rizka/her)
Sumber : Bag. Humas Setda Kab. Pekalongan
Editor : Nd. Kominfo
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar