Tiket Dikuasai Calo, Ratusan Pemudik Telantar di Pelabuhan Trisakti
Metrotvnews.com, Banjarmasin: Ratusan pemudik tujuan
Pulau Jawa, telantar di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, karena tidak mendapatkan tiket kapal.
Berdasarkan pantauan Media Indonesia, Senin (5/8), ratusan calon penumpang yang telantar itu telah menginap di sekitar pelabuhan sejak sabtu (3/8), agar mendapatkan tiket di loket resmi resmi.
Namun, karena tiket resmi yang tarifnya Rp240.000 per penumpang dewasa itu tidak diperoleh, mereka akhirnya terpaksa membeli dari calo dengan harga Rp500.000 per lembar dan berlaku rata untuk dewasa maupun anak-anak.
Calon penumpang bernama Sahlan, 48, yang akan mudik ke Pasuruan, Jawa Timur, bersama enam orang anggota keluarganya terpaksa tidur di tepi jalan masuk pelabuhan sejak Sabtu untuk mendapatkan tiket resmi. "Tapi kami tidak kebagian tiket di loket resmi, dan terpaksa membeli kepada calo," terangnya.
Sahlan dan keluarganya yang datang dari Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, tidak dapat berbuat banyak menhadapi praktik percaloan yang mencekik leher. Padahal, saat normal harga tiket kapal untuk penumpang anak-anak hanya Rp100.000.
Hal serupa juga dikemukakan Muhammad Nardi, pekerja perkebunan yang mengaku tidak mengetahui jadwal keberangkatan kapal sehingga dirinya bersama rekan-rekannya harus bermalam di pelabuhan sambil berusaha mendapatkan tiket resmi.
"Mau bagaimana lagi. Kami terlanjur di pelabuhan. Saat ini uang kami sudah menipis," ucapnya.
Sementara itu, puluhan penumpang asal Kabupaten Tanah Bumbu merasa tertipu karena membeli tiket kapal Dharma Lautan jurusan Batulicin-Surabaya tetapi harus berangkat melalui Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin.
Parahnya lagi, setiba di Pelabuhan Trisakti mereka diminta biaya tambahan agar bisa naik ke kapal. Padahal, mereka sudah mengeluarkan ongkos tambahan untuk perjalanan dari Batulicin ke Banjarmasin.
Kepala Polda Kalsel Brigjend Taufik Ansharie yang mendapat laporan maraknya percaloan langsung menginstruksikan jajarannya untuk mengusut praktik tersebut.
"Praktik percaloan harus diberantas. Semua penumpang harus terlayani, ini tugas dan tanggung jawab kita," tegasnya. (Denny S Ainan)
Berdasarkan pantauan Media Indonesia, Senin (5/8), ratusan calon penumpang yang telantar itu telah menginap di sekitar pelabuhan sejak sabtu (3/8), agar mendapatkan tiket di loket resmi resmi.
Namun, karena tiket resmi yang tarifnya Rp240.000 per penumpang dewasa itu tidak diperoleh, mereka akhirnya terpaksa membeli dari calo dengan harga Rp500.000 per lembar dan berlaku rata untuk dewasa maupun anak-anak.
Calon penumpang bernama Sahlan, 48, yang akan mudik ke Pasuruan, Jawa Timur, bersama enam orang anggota keluarganya terpaksa tidur di tepi jalan masuk pelabuhan sejak Sabtu untuk mendapatkan tiket resmi. "Tapi kami tidak kebagian tiket di loket resmi, dan terpaksa membeli kepada calo," terangnya.
Sahlan dan keluarganya yang datang dari Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, tidak dapat berbuat banyak menhadapi praktik percaloan yang mencekik leher. Padahal, saat normal harga tiket kapal untuk penumpang anak-anak hanya Rp100.000.
Hal serupa juga dikemukakan Muhammad Nardi, pekerja perkebunan yang mengaku tidak mengetahui jadwal keberangkatan kapal sehingga dirinya bersama rekan-rekannya harus bermalam di pelabuhan sambil berusaha mendapatkan tiket resmi.
"Mau bagaimana lagi. Kami terlanjur di pelabuhan. Saat ini uang kami sudah menipis," ucapnya.
Sementara itu, puluhan penumpang asal Kabupaten Tanah Bumbu merasa tertipu karena membeli tiket kapal Dharma Lautan jurusan Batulicin-Surabaya tetapi harus berangkat melalui Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin.
Parahnya lagi, setiba di Pelabuhan Trisakti mereka diminta biaya tambahan agar bisa naik ke kapal. Padahal, mereka sudah mengeluarkan ongkos tambahan untuk perjalanan dari Batulicin ke Banjarmasin.
Kepala Polda Kalsel Brigjend Taufik Ansharie yang mendapat laporan maraknya percaloan langsung menginstruksikan jajarannya untuk mengusut praktik tersebut.
"Praktik percaloan harus diberantas. Semua penumpang harus terlayani, ini tugas dan tanggung jawab kita," tegasnya. (Denny S Ainan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar