Rutan Terpaksa Utang untuk Makanan Warga Binaan
WONOGIRI - Kondisi lembaga pemasyarakatan (Lapas)
benar-benar memprihatinkan. Selain kapasitas yang overload, pengelola
lapas dan rutan juga dihadapkan pada persoalan anggaran.
Seperti yang terjadi di Rutan Kelas
II B Wonogiri. Jumlah warga binaan baik yang berstatus narapidana
maupun titipan sudah melebihi kapasitas dan melebihi pagu anggaran.
"Pagu anggaran ransum kami setiap tahun
hanya untuk 115 orang. Indeksnya setiap irang Rp 7 ribu untuk tiga kali
makan sehari. Tapi di sini jumlah warga binaan jauh lebih banyak dari
kapasitas," kata Kepala Rutan Kelas II B Wonogiri Oka G Dharmawan
kepada Radar Solo (Grup JPNN).
Karena itu, lanjut Oka, pihaknya kini terpaksa mengutang kepada pemborong makanan rutan.
Untuk tahun ini, kata Oka mengaku sudah
berutang pembayaran konsumsi warga binaan sejak April lalu. Sementara
untuk 2012, pihaknya masih berutang sekitar Rp 144 juta.
Utang pada 2012 rencananya akan dibayar
setelah anggaran turun dalam waktu dekat ini. Sedangkan untuk utang
yang tahun ini, Oka mendapatkan pemberitahuan akan mendapat anggaran
antara Oktober hingga November mendatang.
Meski tak langsung dibayar, pemborong
makanan rutan tetap mengirim makanan. Pemborong, kata dia, tidak boleh
menghentikan pengiriman lantaran sudah terikat perjanjian.
Selain utang makanan warga binaan, Oka
mengatakan pihaknya memiliki tunggakan listrik dan air. Jumlahnya
mencapai puluhan juta rupiah. "Tunggakan air mencapai Rp 38 juta,"
ujarnya.
Oka sebenarnya khawatir jika tetap
menunggak, maka PLN dan PDAM akan menghentikan pasokannya ke rutan.
Karena itu belum lama ini, Oka mengaku melobi PLN dan PDAM untuk tidak
memutus pasokannya ke rutan. (aw/uje/mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar