Jumat, 23 Agustus 2013

Ratusan "Penjahat" Migas di Indonesia

Saya di Tengah Ratusan Penjahat Migas


KEPALA Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas, Rudi Rubiandini, tak menyangka kecemerlangan karirnya di bidang migas akan berujung tragedi. Ia menjadi tersangka dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena tertangkap tangan menerima suap dari eksekutif Kernel Oil Pte Ltd di Indonesia.

Tercatat, Rudi memegang rekor tangkapan KPK karena jumlah uang hasil operasi tangkap tangan yang tertinggi dalam sejatah komisi anti-rasuah itu. Dari rumah Rudi, KPK menemukan USD 400 ribu yang diduga suap dari Simon G Tanjaya.

Tak hanya itu, KPK juga mengendus jejak suap lainnya terkait Rudi. Setelah melakukan penyisiran di sejumlah tempat, KPK menyita uang SGD 60 ribu dan USD 2 ribu serta 180 gram emas hasil penggeledahan di ruang kerja Rudi di kantor SKK Migas. Ada pula uang USD 350 ribu di safe deposit box milik Rudi di Bank Mandiri.

Masih dari rumah Rudi, KPK juga menyita uang USD 90 ribu dan SGD 170. Sedangkan uang USD 200 ribu di rumah Deviardi, yang tak lain pelayihj golh pribadi Rudi. Selain itu, KPK juga menyita uang USD 200 ribu.

Karenanya, kasus suap migas ini diperkirakan bakal terus menggelinding liar. Terlebih lagi, KPK mengantongi bukti yang mengarah bahwa Rudi bukan aktor utama.

Sejak menjadi tahanan KPK, Rudi pun mengaku siap bersikap kooperatif. "Saya akan bongkar mafia migas," ucapnya kepada JPNN.

Berikut petikan wawancara eksklusif dengan Rudi;

Pak Rudi, bagaimana kabarnya?
Alhamdulillah sehat. Baik.

Bagaimana dengan proses hukum ini?
Saya jalani. Di sini saya akan memperjuangkannya.

Teman-teman wartawan menerima broadcast. Katanya dari Pak Rudi soal menerima suap untuk biaya konvensi Partai Demokrat. Apa benar?
Tidak benar itu. Dari mana ada berita itu? Tidak benar itu semua. Saya tidak pernah menuliskan pesan apalagi surat. Itu semua fitnah yang mengatasnamakan saya.

Menurut anda, kasus hukum ini diseret ke politik?
Apa yang terjadi pada saya tidak ada kaitannya dengan politik. Ini adalah masalah hukum dan akan saya perjuangkan sesuai hukum yang berlaku. Jadi tidak benar kalau saya diperas Partai Demokrat, apalagi menerima suap untuk memberi dana konvensi itu. Janganlah bikin negara heboh begitu.

Ada yang bilang, sebenarnya anda itu sosok yang ingin membersihkan SKK Migas dari para mafia. Tapi malah terjerat kasus. Bagaimana?
Memang banyak yang ingin saya bicara atau mengklarifikasi. Tapi saya tidak mau dulu. Saya tidak mau mengganggu proses yang ada ini. Saya dekat dengan kawan-kawan wartawan, terutama yang biasa liputan di ESDM. Sampaikan salam saya untuk mereka, karena selama ini mereka tahu siapa saya. Mudah-mudahan ada yang memahami posisi saya. Kalau ada mau menulis tentang komitmen saya yang baik-baik, saya ucapkan terimakasih.

Ada yang bilang anda dijebak?
Saya berada di tengah-tengah ratusan penjahat Migas. Saya berusaha mana yang bisa diperbaiki, saya perbaiki. Bagi yang tidak bisa, saya terus berusaha dan berusaha. Ini tidak mudah. Saya sudah berusaha menjaganya. Tapi inikan banyak sekali pemainnya, banyak lawan-lawannya. Saya sendiri di dalam tapi mereka bermain dengan kawan-kawannya di luar. Saya nanti akan bongkar semua mafia migas nasional ini.(jpnn)

Tidak ada komentar: