BEM se-Jakarta Dukung Kenaikan BBM
JAKARTA - Ratusan mahasiswa yang
mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jakarta dan Aliansi
Mahasiswa dan Pemuda Peduli Energi Nasional dengan menggelar aksi unjuk
rasa di Bundaran HI, Jakarta Pusat. Mereka menuntut agar Indonesia
mandiri tanpa subsidi.
"Sebagian kalangan menganggap bahwa saat ini kebijakan subsidi BBM adalah sebuah kesalahan dan harus dihentikan. Subsidi BBM dinilai sebagai suatu pemborosan dan memberatkan APBN," ujat koordinator aksi Abdul Wahid di lokasi, Sabtu (15/6/2013) .
Abdul Wahid menjelaskan, kondisi ini sebetulnya sudah menggejala sejak lama, namun pemerintah tidak berani menghentikan subsidi BBM karena dinilai sebagai kebijakan yang tidak populis. Alasan kedua, lanjut Wahid, untuk menghentikan subsidi BBM adalah bahwa kebijakan subsidi BBM dinilai tidak tepat sasaran.
"Selama ini, sekitar 70 persen subsidi BBM hanya dinikmati oleh orang kaya. Anggaran untuk pendanaan subsidi BBM dinilai akan lebih tepat sasaran jika dialihkan untuk program-program pembangunan yang menyentuh rakyat miskin," katanya.
"Sebagian kalangan menganggap bahwa saat ini kebijakan subsidi BBM adalah sebuah kesalahan dan harus dihentikan. Subsidi BBM dinilai sebagai suatu pemborosan dan memberatkan APBN," ujat koordinator aksi Abdul Wahid di lokasi, Sabtu (15/6/2013) .
Abdul Wahid menjelaskan, kondisi ini sebetulnya sudah menggejala sejak lama, namun pemerintah tidak berani menghentikan subsidi BBM karena dinilai sebagai kebijakan yang tidak populis. Alasan kedua, lanjut Wahid, untuk menghentikan subsidi BBM adalah bahwa kebijakan subsidi BBM dinilai tidak tepat sasaran.
"Selama ini, sekitar 70 persen subsidi BBM hanya dinikmati oleh orang kaya. Anggaran untuk pendanaan subsidi BBM dinilai akan lebih tepat sasaran jika dialihkan untuk program-program pembangunan yang menyentuh rakyat miskin," katanya.
Alasan selanjutnya adalah, harga BBM di
Indonesia saat ini apabila dibandingkan dengan negara tetangga terlalu
murah, sehingga berpotensi untuk terjadi penyelundupan dan segala
bentuk kecurangan. Di sisi lain, sambung Wahid, terdapat kalangan yang
mendukung kebijakan subsidi BBM agar terus berlanjut.
"Alasannya adalah bahwa banyak rakyat kelas menengah ke bawah yang sangat membutuhkan subsidi BBM, seperti golongan nelayan dan usaha kecil lainnya," cetusnya.
Wahid menambahkan alasan keempat adalah
dikhawatirkannya efek domino yang terjadi apabila subsidi BBM dicabut.
Kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok.
Bagaimanapun, subsidi BBM harus dilihat dari dua sisi.
"Bangsa ini harus segera membuka mata dan menjadi bangsa mandiri, bangsa ini tidak bisa terus membebani negara ini dengan subsidi. Maka karena hal itu kami menyampaikan seruan kepada seluruh rakyat Indonesia agar kita berani menjadi bangsa yang mandiri tanda subsidi BBM," pungkasnya. (put)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar