Indonesia dapatkan penghargaan dari FAO
Jakarta (ANTARA
News) - Pemerintah Indonesia mendapatkan penghargaan dari Organisasi
Pangan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO) karena
konsisten mengurangi kelaparan dan kekurangan gizi untuk mewujudkan
sasaran pembangunan milenium (MDG's).
Penghargaan tersebut diterima oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mewakili pemerintah Indonesia. Demikian keterangan pers tertulis Kementerian Koordinator Perekonomian yang diterima ANTARA, di Jakarta, Senin.
Penghargaan untuk kategori "Notable Result" tersebut diterima dalam pertemuan sesi ke-38 Konferensi FAO di Roma, Italia, Minggu.
Dalam sambutannya, Hatta mengucapkan terima kasih kepada Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva atas penghargaan yang telah diberikan kepada Indonesia.
Ia mengatakan pemerintah Indonesia akan terus berkomitmen meningkatkan upaya mencapai lingkungan yang kondusif dan menguntungkan dalam memberantas kemiskinan, mengurangi kelaparan dan kerawanan pangan dan kekurangan gizi.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjadi bagian dari upaya global untuk mencapai sasaran pembangunan milenium (MDGs).
"Pemerintah menempatkan prioritas yang tinggi pada pembangunan pedesaan dan pertanian, terutama pada pemberdayaan masyarakat pedesaan," ujar Hatta.
Menurut dia, upaya yang dapat dilakukan adalah memperluas fasilitas kredit untuk UMKM dan menyediakan akses yang lebih baik dan pemanfaatan sumber daya bagi masyarakat miskin.
Kemudian, meningkatkan akses ke pelayanan sosial bagi masyarakat miskin, dan meningkatkan ketentuan sistem perlindungan sosial kepada keluarga miskin.
Kesejahteraan petani
Hatta menambahkan pemerintah Indonesia juga telah menerapkan kebijakan yang paripurna dalam upaya mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan, mempromosikan diversifikasi pangan, serta meningkatkan kesejahteraan petani.
"Sebagai respon terhadap peringatan FAO atas kemungkinan kerawanan pangan global, Indonesia juga telah berupaya untuk meningkatkan produksi pangan pokok," katanya.
Dalam upaya melampaui MDGs 2015, Indonesia memastikan akses pangan untuk kelompok yang paling rentan dengan meningkatkan investasi infrastruktur pertanian, meningkatkan sistem perdagangan pangan global, dan mengembangkan pembangunan pertanian dalam kerangka program kemitraan pemerintah-swasta.
Berdasarkan catatan FAO, Indonesia dinilai telah berhasil mencapai target MDGs poin 1 dengan menurunkan proporsi tingkat kelaparan dari 19,9 persen di tahun 1990-1992 hingga menjadi 8,6 persen pada tahun 2010-2012.
Prestasi ini melebihi penurunan angka proporsi yang ditargetkan dalam MDG yaitu sebesar 9,9 persen. Target MDGs poin 1 adalah pengentasan kelaparan melalui pengurangan proporsi jumlah penduduk yang menderita kelaparan hingga setengah dari tahun 1990-2015.
Saat ini Indonesia telah berhasil menurunkan angka penduduk yang menderita kelaparan dari 37 juta orang di tahun 1990 hingga 21 juta orang di tahun 2012 (atau baru mencapai 43,8 persen). Target yang ditetapkan dalam World Food Summit (WFS) adalah sebesar 18,6 juta.
Selain Indonesia, negara yang mendapatkan pernghargaan serupa adalah Aljazair, Bangladesh, Benin, Brasil, Kamboja, Kamerun, Chili, Republik Dominika, Fiji, Honduras, Yordania, Malawi, Maladewa, Niger, Nigeria, Panama, Togo dan Uruguay.
Penghargaan tersebut diterima oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mewakili pemerintah Indonesia. Demikian keterangan pers tertulis Kementerian Koordinator Perekonomian yang diterima ANTARA, di Jakarta, Senin.
Penghargaan untuk kategori "Notable Result" tersebut diterima dalam pertemuan sesi ke-38 Konferensi FAO di Roma, Italia, Minggu.
Dalam sambutannya, Hatta mengucapkan terima kasih kepada Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva atas penghargaan yang telah diberikan kepada Indonesia.
Ia mengatakan pemerintah Indonesia akan terus berkomitmen meningkatkan upaya mencapai lingkungan yang kondusif dan menguntungkan dalam memberantas kemiskinan, mengurangi kelaparan dan kerawanan pangan dan kekurangan gizi.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjadi bagian dari upaya global untuk mencapai sasaran pembangunan milenium (MDGs).
"Pemerintah menempatkan prioritas yang tinggi pada pembangunan pedesaan dan pertanian, terutama pada pemberdayaan masyarakat pedesaan," ujar Hatta.
Menurut dia, upaya yang dapat dilakukan adalah memperluas fasilitas kredit untuk UMKM dan menyediakan akses yang lebih baik dan pemanfaatan sumber daya bagi masyarakat miskin.
Kemudian, meningkatkan akses ke pelayanan sosial bagi masyarakat miskin, dan meningkatkan ketentuan sistem perlindungan sosial kepada keluarga miskin.
Kesejahteraan petani
Hatta menambahkan pemerintah Indonesia juga telah menerapkan kebijakan yang paripurna dalam upaya mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan, mempromosikan diversifikasi pangan, serta meningkatkan kesejahteraan petani.
"Sebagai respon terhadap peringatan FAO atas kemungkinan kerawanan pangan global, Indonesia juga telah berupaya untuk meningkatkan produksi pangan pokok," katanya.
Dalam upaya melampaui MDGs 2015, Indonesia memastikan akses pangan untuk kelompok yang paling rentan dengan meningkatkan investasi infrastruktur pertanian, meningkatkan sistem perdagangan pangan global, dan mengembangkan pembangunan pertanian dalam kerangka program kemitraan pemerintah-swasta.
Berdasarkan catatan FAO, Indonesia dinilai telah berhasil mencapai target MDGs poin 1 dengan menurunkan proporsi tingkat kelaparan dari 19,9 persen di tahun 1990-1992 hingga menjadi 8,6 persen pada tahun 2010-2012.
Prestasi ini melebihi penurunan angka proporsi yang ditargetkan dalam MDG yaitu sebesar 9,9 persen. Target MDGs poin 1 adalah pengentasan kelaparan melalui pengurangan proporsi jumlah penduduk yang menderita kelaparan hingga setengah dari tahun 1990-2015.
Saat ini Indonesia telah berhasil menurunkan angka penduduk yang menderita kelaparan dari 37 juta orang di tahun 1990 hingga 21 juta orang di tahun 2012 (atau baru mencapai 43,8 persen). Target yang ditetapkan dalam World Food Summit (WFS) adalah sebesar 18,6 juta.
Selain Indonesia, negara yang mendapatkan pernghargaan serupa adalah Aljazair, Bangladesh, Benin, Brasil, Kamboja, Kamerun, Chili, Republik Dominika, Fiji, Honduras, Yordania, Malawi, Maladewa, Niger, Nigeria, Panama, Togo dan Uruguay.
Editor: Ella Syafputri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar