Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
memerintahkan penanganan secepatnya bencana asap akibat kebakaran lahan
dan hutan di wilayah Riau, yang menyebabkan menurunnya kualitas udara
dan jarak pandang di Singapura. Perintah ini disampaikan Presiden saat
menerima Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul
Maarif di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (20/6) malam.
Kepala
Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam
siaran pers Kamis (20/6) mengemukakan, Presiden memerintahkan kepada
Kepala BNPB untuk memegang kendali penanganan bencana asap tersebut,
dan dilakukan secepatnya dengan melibatkan potensi nasional yang ada.
Arahan
Presiden untuk dilakukan penanganan bencana asap sesegera mungkin juga
disampaikan saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna, kemarin.
“Presiden memberikan arahan agar ada hal yang perlu segera Bapak
Presiden perintahkan untuk dikendalikan, yaitu yang terkait dengan
hotspot dan asap yang terjadi di Sumatera yang katakanlah sudah masuk
ke negara-negara tetangga. Presiden meminta agar itu segera diatasi
dalam waktu 1 bulan,” kata Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dalam
keterangan pers di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (20/6) petang.
Tiga Strategi
Terkait perintah Presiden SBY itu, Kepala
BNPB Syamsul Maarif menyampaikan kepada tiga strategi dalam penanganan
bencana asap tersebut, yaitu: pertama, pemadaman kebakaran lahan dan
hutan di daratan; kedua, pemadaman di udara melalui water bombing
menggunakan helicopter dan hujan buatan menggunakan pesawat terbang;
dan ketiga, sosialisasi dan penegakan hukum.
“Presiden
menyetujui strategi tersebut dan agar dilakukan secepatnya,” terang
Syamsul sebagaimana dikutip oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas
BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Menindaklanjuti
hal tersebut Kepala BNPB telah berkoordinasi dengan Menkokesra,
Panglima TNI dan Kapolri. Pada Jumat (21/6) ini, 2 pesawat Cassa 212
akan diterbangkan ke Pekanbaru, yaitu pesawat TNI AU dari Lanud Halim
Perdanakusumah dan pesawat BPPT yang saat ini berada di Banjarmasin.
Pesawat Hercules C-130 TNI AU juga dipersiapkan untuk mendukung hujan
buatan tersebut. Rencana Jumat sore akan
diterbangkan dari Lanud Husein Sastranegara Bandung ke Pekanbaru jika
pemasangan peralatan selesai dilakukan.
Sebelumnya
pada Kamis (20/6) malam, BNPB telah mengirimkan bahan ke Pekanbaru.
Selain itu, juga diberangkatkan personil dan peralatan untuk mendukung
operasi hujan buatan. Masih disiapkan 2 buah helicopter untuk water
bombing.
Koordinasi dan persiapan masih
dilakukan hingga saat ini oleh BNPB bersama TNI, Kementerian/Lembaga,
Pemda dan pihak lainnya,” ungkap Sutopo.
Sebelumnya Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, fenomena terjebaknya kabut asap di wilayah Singapura, meskipun jumlah dan luas hotspot relatif kecil, disebabkan pengaruh anomali cuaca. Munculnya pusat-pusat tekanan rendah mengubah sirkulasi massa uap air. Hal ini mengakibatkan terjadinya bencana asap yang tidak mengikuti pola umum.
Sebelumnya Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, fenomena terjebaknya kabut asap di wilayah Singapura, meskipun jumlah dan luas hotspot relatif kecil, disebabkan pengaruh anomali cuaca. Munculnya pusat-pusat tekanan rendah mengubah sirkulasi massa uap air. Hal ini mengakibatkan terjadinya bencana asap yang tidak mengikuti pola umum.
(Humas Setkab/ES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar