Sabtu, 21 Desember 2013

Mangrove solusi jangka panjang penahan gelombang


Menhut : Geotube Hanya Efektif Sementara

KOTA – Permasalahan abrasi yang terus menimpa wilayah pesisir, termasuk Kota Pekalongan, menjadi sorotan Menteri Kehutanan RI, Zulkifli Hasan SE MM. Menurutnya, solusi berupa pembangunan geotube maupun penahan gelombang lainnya yang berupa bangunan fisik, hanya akan efektif untuk sementara waktu.

 Sehingga untuk solusi jangka panjang. Menhut menyarankan agar Pemkot Pekalongan dapat menanam mangrove sebanyak-banyaknya sebagai salah satu upaya pencegahan abrasi. Hal itu disampaikan Menhut usai meresmikan bangunan Pusat Informasi Mangrove Kota Pekalongan, Selasa (17/12). Dibeberkannya, tanaman mangrove mempunyai banyak kelebihan untuk menahan abrasi. Menurut Zulkifli, tanaman mangrove lebih kuat dari beton sekalipun. Bahkan dapat menahan kecepatan laju tsunami hingga 40 persen.
Penahan gelombang dalam bentuk fisik seperti geotube maupun bentuk lainnya, hanya efektif sementara saja. Tanamlah mangrove sebanyak-banyaknya yang lebih efektif untuk menahan abrasi. Tanaman tersebut sangat efektif untuk mencegah serbuan gelombang laut, bahkan bisa mencegah bencana alam,” tuturnya yang hadir dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). 

Namun dirinya menyayangkan, di sepanjang pesisir pulau jawa kini hanya tersisa 40 persen tanaman mangrove, sisanya sudah berubah fungsi. Akan tetapi dikataknnya kondisi kritis mangrove saat ini sudah terlewati. Sedangkan saat ini sudah masuk tahap penanaman kembali tanam mangrove di wilayah pesisir.

Selain mempunyai banyak fungsi untuk menahan abrasi dan gelombang, dibeberkannya masih banyak fungsi lain yang bisa diambil dari tanaman yang dapat hidup di air asin tersebut. Diantaranya adalah mangrove sebagai tempat pemijahan biota laut, sehingga keberadaannya dapat mendatangkan banyak ikan dan udang. Buah mangrove juga bisa dijadikan sirup dan tepung. Sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi masyarakat.
Sementara dalam rangka HMPI yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2010, dikatakannya, masyarakat Indonesia sudah berhasil menanam lebih dari satu milyar pohon yang menjadi target penanaman pertahunnya. Dari data Kemenhut, pada tahun 2010, masyarakat berhasil menanam 1,3 miliar bibit pohon. Jumlah tersebut meningkat pada tahun berikutnya, yaitu 1,5 miliar pohon. Tahun 2012 ada 1,6 miliar bibit pohon berhasil ditanam, dan tahun ini diperkirakan mencapai angka 1,8 miliar pohon. Sementara untuk tahun 2014 mendatang, pihaknya memprediksi bibit pohon yang ditanam dapat mencapai angka 2 miliar bibit pohon.
Zulkifli mengatakan, Pusat Informasi Mangrove diyakini akan sukses menjadi destinasi wisata baru. Karena manfaatnya yang banyak, dirinya juga optimis adanya hutan mangrove juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Wawalkot, H Alf Arslan Djunaid mengatakan, bahwa sepanjang 7 kilometer garis pantai di Kota Pekalongan memang sudah terjadi abrasi yang kemudian dapat mengganggu kehidupan masyarakat pesisir. Karena dari 10 kelurahan yang ada di wilayah utara, semuanya terkena rob. Untuk mengatasinya, Pemkot membangun beberapa fasilitas seperti polder, geotube dan juga gencar menanam mangrove. (nul)
(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 18-12-2013)

 

Tidak ada komentar: