Sabtu, 07 Desember 2013

Warga Protes Pembangunan Pabrik Pengolahan Sampah

GANJAR AJAK DISKUSI WARGA PROTES TPA

Kunjungan kerja Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pramono, di Kabupaten Pekalongan ketika meninjau calon lahan pabrik pembangunan sampah di desa wangandowo Kecamatan Bojong mendapat protes dari beberapa warga setempat

Mereka menyampaikan aspirasinya langsung kepada pimpinan Jawa Tengah ini dengan mengatasnamakan aspirasi warga setempat yang tergabung dalam Paguyuban Aksi Tolak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional.

Pada kesempatan diskusi tersebut, Kartono (56) Ketua Paguyuban, menyampaikannya penolakan pembangunan pabrik pengolahan sampah didesanya. Menurutnya, TPA yang ada sebelumnya, membuat warga tidak nyaman. Seperti membuat gatal dan banyak lalat yang beterbangan.

Kartono juga mengatakan, jika pembangunan TPA regional ini, maka warga akan mengawasi dengan ketat operasional TPA. Menurutnya, jika TPA regional berdampak buruk pada pemukiman warga, warga akan langsung menutup TPA tersebut.”TPA akan kita tutup, jika menimbulkan limbah bau dan mengotori pemukiman warga,” kata Kartono, yang disambut dengan teriakan “setuju” oleh warga,

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam kesempatan diskusi dengan warga menyampaikan perlunya sosialisasi yang jelas tentang pembangunan TPA ini agar masyarakat bisa menerima secara utuh informasi tentang manfaat dan akibat dari TPA ini. TPA regional yang akan dibangun pada tahun 2015 tersebut, rencananya akan menampung sampah dari Kota dan Kabupaten Pekalongan,dengan luas area 5,8 hektar.

Ganjar menjelaskan bahwa TPA yang akan dibangun nanti, adalah sebuah TPA dengan menggunakan teknologi Jerman. Menurutnya, TPA tersebut akan berupa pabrik, yang mengolah limbah sampah menjadi briket, dan menghasilkan energi.”Saudara-saudara jangan menolak dulu TPA ini, TPA ini menggunakan teknologi Jerman, yang tidak menghasilkan pencemaran limbah bau, dan limbah lainnya seperti TPA pada umumnya,” tandas Ganjar.

Ganjar juga menjamin, TPA regional yang akan dibangun di Desa Wangandowo, tidak sesuai, maka warga boleh menolak bahkan menutupnya. Menurutnya, beri kesempatan agar TPA regional dibangun, dan warga hendaknya mendukungnya, karena akan banyak menyerap tenaga kerja sekitar.”Warga percaya dulu pada kami, jangan menolak sekarang,  mari kita berembug dengan tenang, dengan pikiran jernih,” ungkap Ganjar.

Sementara itu, Bupati Pekalongan, Amat Antono, mengajak kepada warga Desa Wangandowo yang menolak, agar berembug di rumah dinasnya. “Silahkan perwakilan warga Desa Wangandowo datang ke rumah, kita berembug bersama. Saya akan mendatangkan tenaga ahli dan Dinas tehnis propinsi  tentang TPA, yang akan dibangun di Desa Wangandowo, agar warga mengerti seperti apa TPA tersebut nantinya,” ujar Antono.

Bupati juga menegaskan pada warga Desa Wangandowo, jika suatu saat nanti TPA regional, menghasilkan limbah baik cair maupun bau, maka Bupati adalah orang pertama, yang akan menegur pengelola TPA regional tersebut.”Saya tidak mungkin membiarkan rakyat saya, berada dalam kubangan limbah TPA, saya sebagai Bupati yang pertama kali akan menegurnya,” kata Bupati Pekalongan, Amat Antono.

Tidak ada komentar: