JALUR GANDA KA Pantura Bakal Molor
SEMARANG – Pembangunan jalur ganda (double track) kereta api
Jakarta-Surabaya di lintas Pantura Jawa berpotensi molor dari jadwal
penyelesaian yang diharapkan akibat terkendala progres pembebasan lahan
yang belum berjalan maksimal.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tunjung Inderawan
mengatakan berdasarkan evaluasi Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan
dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), proyek pembangunan jalur ganda KA
lintas Pantura Jawa, khusus jalur Jakarta-Semarang yang ditargetkan
selesai Juli 2013, berpotensi bakal molor lagi.
“Potensi molor itu akibat terkendala progres pembebasan lahan yang
saat ini baru mencapai 45%, meski pengerjaan fisik rel jalur ganda itu
sudah di atas 60%. Padahal jalur Jakarta-Semarang diharapkan dapat
untuk mengantisipasi lonjakan angkutan arus mudik dan balik pada
Lebaran mendatang,” ujarnya usai Pembahasan Progres Pembebasan Lahan
Proyek Jalur Ganda Lintas Pantura Jawa, Rabu (6/2/2013).
Kondisi itu, lanjutnya, mendorong pihaknya kini berupaya semakin
mengintensifkan koordinasi dengan seluruh stakeholder yang terlibat
dengan pembangunan jalur ganda Jakarta-Surabaya, lintas Pantura Jawa,
guna memaksimalkan progres penyelesaian pembebasan lahan yang
diharapkan dua bulan ke depan sudah bisa mencapai 65%, dari posisi saat
ini hanya 45%.
Menurutnya, berdasarkan evaluasi Kementerian Perhubungan, pada akhir
2012 progresnya pembangunan secara fisik jalur ganda sudah mencapai
63%,, melebihi 3% dari target 60%.
Namun, dia menambahkan mulai Januari 2013 hingga saat ini justru
terjadi penurunan 2% di bawah target, akibat adanya beberapa pekerjaan
fisik yang belum bisa dilaksanakan karena terkendala pembebasan lahan.
“Kami harapkan koordinasi yang solid antar berbagai pihak, baik
dengan Kementerian Perhubungan, Pemprov Jateng, Kabupaten/kota, Tim
Pembebasan Tanah (TPT) maupun Panitia Pembebasan Tanah (P2T) untuk
mewujudkan percepatan pembebasan lahan itu,” tuturnya.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengatakan hasil koordinasi dengan
jajarannnya dikabupaten/kota beserta Satker Jalur Ganda
Tegal-Pekalongan-Semarang dan Satker Jalur Ganda Semarang-Bojonegoro,
dibeberapa lokasi masih terkendala pembebasan lahan.
“Sebagian besar memang masih terkait alotnya kesepakatan harga tanah
antara yang disiapkan tim aprasial dengan warga, terutama untuk wilayah
Tegal hingga Semarang yang cukup susah dibandingkan wilayah
Semarang-Bojonegoro, akibat perbedaan karakteristik lahan yang
dibebaskan,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, terkait belum adanya payung hukum yang jelas,
yang bisa digunakan untuk membebaskan beberapa lahan di tanah dengan
status milik negara.
“Kalau ada permasalahan berkaitan dengan status tanah negara
sebaiknya langsung segera disampaikan agar segera bisa dibantu dari
pusat,” tuturnya.
Dia mengatakan untuk jalur ganda bagian barat
(Tegal-Pekalongan-Semarang) diharapkan proses pembebasan lahannnya
dapat selesai dua tiga bulan ke depan, disusul pengerjaan fisik,
sehingga Juli 2013 sudah siap untuk mendukung angkutan Lebaran.
Kepala Satker Pembangunan Jalur Ganda Tegal-Pekalongan-Semarang,
Sutrisno mengatakan pembebasan lahan dibeberapa kabupaten/kota yang
menjadi wilayahnya memang tergolong cukup susah, karena banyak lahan
produktif milik warga.
“Di Kabupaten Tegal misalnya tinggal satu bidang yang belum
dibebaskan, di Pekalongan sudah oke, di Batang dari 22 kelurahan masih
16 yang belum bebas, Kendal dari 25 kelurahan masih 10 yang belum
bebas, Kabupaten Semarang dari 18 kelurahan sekitar 86 bidang yang
sudah setuju 33 bidang, Kota Semarang bagian Barat di kawasan Jrakah
dari 91 bidang yang sudah sepakat baru 44 bidang,” tuturnya. (k39/dba)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar