Menkes Resmikan Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus dan Gedung Pelatihan IPTEK Tanaman Obat dan Jamu
Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH tiba di Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT) Tawangmangu pada Rabu, 31 Januari 2012.
Kedatangan Menkes ini untuk meresmikan Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus
Medicus Tawangmangu dan Gedung Pelatihan IPTEK Tanaman Obat dan Jamu,
serta menerima sertifikasi keamanan dan khasiat Jamu Saintifik tekanan
darah tinggi (Hipertensi) dan asam urat (Hiperurisemia) dari Komisi
Nasional Saintifikasi Jamu (Komnas SJ).
Dalam sambutannya, Menkes menyampaikan sebagai orang yang berasal
dari Sulawesi, beliau dibesarkan bukan dalam tradisi jamu. Karenanya
semula beliau cenderung sinis terhadap jamu, apalagi karena rasanya
yang pahit dan bau jamu. Beliau mengatakan hingga saat ini masih banyak
dokter yang tidak percaya pada jamu. Karena itulah pembuktian secara
ilmiah akan menjadi bukti bahwa jamu adalah obat ampuh milik bangsa
sendiri.
RRJ Hortus Medicus adalah RRJ yang pertama di Indonesia yang sejak
tahun 2010 telah melakukan penelitian berbasis pelayanan untuk subjek
riset dan pasien umum rawat jalan dan rawat inap. Diharapkan akan
tumbuh model-model seperti ini di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Untuk mendukung program Saintifikasi Jamu telah dilakukan pelatihan
SJ yang komprehensif untuk tenaga kesehatan. Hingga kini telah
dihasilkan 199 dokter dan 15 apoteker SJ. Selain itu juga dilakukan
pelatihan disisi hulu tentang budidaya dan paska panen pada petani dan
Praktek Kerja Lapangan bagi Mahasiswa Kedokteran, Farmasi, Biologi dan
Pertanian.
Dari hasil penelitian, Jamu bisa membantu mengobati penyakit
degeneratif dan paliatif secara bermakna, antara lain hipertensi dan
asam urat. Komnas SJ telah mengeluarkan sertifikat jamu tekanan darah
tinggi dan asam urat.
Formula jamu saintifik yang dapat digunakan untuk jamu preventif,
terapi komplementer dan alternatif untuk penderita hipertensi (tekanan
darah tinggi) ringan adalah herba seledri (5 gram), daun kumis kucing
(3 gram), daun pegagan (3 gram), rimpang temulawak (3 gram), rimpang
kunyit (3 gram), dan herba meniran (3 gram).
Sedangkan formula jamu saintifik yang dapat digunakan untuk jamu
preventif, terapi komplementer dan alternatif untuk penderita
hiperurisemia (asam urat) adalah daun tempuyung (2 gram), kayu secang
(5 gram), daun kepo (3 gram), rimpang temulawak (3 gram), rimpang
kunyit (3 gram) dan herba meniran (3 gram).
Dalam perkembangannya, saintifikasi jamu akan dikembangkan sebagai
salah satu wisata ilmiah kesehatan. Hal ini sangat potensial, apalagi
ditambah dengan dukungan sepenuhnya dari pemerintah daerah untuk
menjadikan Karanganyar sebagai tujuan wisata ilmiah atau wisata tanaman
obat herbal.
Sumber : www.litbang.depkes.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar