Dari Pustaka ke Usaha, Perkuat Ekonomi Keluarga
*)Di Bengkel Kriya, Ibu-ibu Belajar Kuliner sampai Hasta Karya
BATANG – Ikhtiar Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah (Perpusda) Kabupaten Batang mengkreasi bengkel kriya, ternyata
tak pernah sia-sia. Filosofi dari pustaka ke usaha, benar-benar
dirasakan manfaatnya oleh para ibu-ibu pemustaka, ibu rumah tangga
(IRT), guru, dan bahkan karyawan, karena berkesempatan belajar
berwirausaha untuk memperkuat ekonomi keluarga.
Belum lama ini, sekitar 50-an peserta, yang kesemuanya kaum hawa,
pun menunjukkan antusiasmenya mengikuti prosesi pembuatan Jahe instan
Alang-alang. Seorang pemustaka yang juga pelaku usaha UMKM asal Batang,
Ir Arif Lelono, sukses memperagakan cara pembuatan minuman herbal yang
menyehatkan berbahan dasar jahe dan alang-alang ini. Secara telaten,
ibu-ibu memperhatikan prosesnya, dari meramu bahan, memanaskan dan
mengaduknya menjadi adonan, hingga perlahan mengering menjadi serbuk
jahe instan yang siap dikonsumsi.
“Kami sendiri ikut bergabung bersama puluhan ibu-ibu, belajar
ketrampilan berusaha. Semangat mereka tentu tak sekadar untuk
menyibukkan diri, tetapi juga menjadikan apa yang diperolehnya di
bengkel kriya ini sebagai sebuah peluang usaha,” ungkap Kepala
Perpusda, Dra Kusumastuti Setyaningsih, didampingi stafnya, Rahwan
Astyo Wibowo, Senin (10/6).
Menurut dia, bengkel kriya didirikan untuk membantu pengembangan
minat dan budaya baca. Secara khusus, perpusda mendorong tindak lanjut
dari proses membaca, dengan belajar aneka ketrampilan, dari kuliner
sampai hasta karya.
“Dari pustaka ke usaha, program ini pun diupayakan
dalam rangka memperkuat ekonomi keluarga. Karena berbagai ketrampilan
yang diajarkan, kesemuanya bisa dipraktekan di rumah menjadi potensi
ladang usaha. Setidaknya cara ini menegaskan, bahwa membaca tak pernah
ada ruginya. Selain melapangkan wawasan, pun bisa diaktualisasikan
dalam usaha,” terang Tuti.
Sebelum ini, Arif Lelono pun telah memberikan tiga materi kuliner
yang tak kalah kreatif. Pertama pembuatan abon dari ikan tongkol.
Kedua, pembuatan daging sintetis, yakni bagaimana meramu bahan
non-daging menjadi kuliner dengan cita rasa daging, dengan bahan dasar
gandum. Ketiga, pembuatan naget berbahan ikan dan udang.
“Sejumlah
produk kuliner ini kan masih jarang kita temukan di pasaran, sehingga
pangsa pasarnya pun terbuka lebar. Ini peluang ekonomi yang
menjanjikan,” sambung Tuti.
Selain kuliner, bengkel kriya pun menyelenggarakan pelatihan
pembuatan hasta karya, seperti penghantar pengantin, bros, dan lainnya.
Narasumber sengaja dihadirkan dari kalangan pemustaka ataupun mereka
yang ahli di bidangnya, untuk membagi pengalaman berketrampilan usaha.
“Harapan kami, nantinya para peserta bisa mengembangkan apa yang
didapat di bengkel kriya ini, agar bisa dipasarkan secara mandiri.
Kalau usahanya jalan, kan bisa tumbuh industri rumah tangga yang mampu
menopang ekonomi keluarga,” pungkasnya. (ap22)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar