Rabu, 12 Juni 2013

Warga Desak Pemkot Pekalongan segera menangani akar permasalahan rob

Akar Masalah Rob Mendesak Ditangani 

PEKALONGAN – Sejumlah warga dari beberapa kelurahan Kecamatan Pekalongan Utara, mendesak Pemkot Pekalongan segera menangani akar permasalahan rob yang kerap menggenangi permukiman mereka selama lebih dari sembilan tahun. 

Desakan tersebut disampaikan warga kepada Wakil Walikota A Alf Arslan Djunaid pada Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Rob di Aula Kelurahan Pabean, Senin (10/6). DI sejumlah kelurahan, rob telah melumpuhkan aktivitas warga. Rob juga menganggu pelayanan masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan serta kegiatan ibadah warga.

Meskipun di sebagian wilayah Kelurahan Pabean sudah kering (tidak tergenang rob), namun di RT 01 RW 01 masih tergenang rob. Rob menyebabkan aktivitas warga terganggu, seperti ibadah, kegiatan belajar dan pelayanan kesehatan. Di wilayah kami ada pustu (puskesmas pembantu) yang tidak bisa digunakan, mushala, TPQ dan SD yang terendam ron. 

Katanya, bulan ini jalan mau ditinggikan, namun sampai sekarang belum juga direalisasikan,” keluh Mulyono warga RT 01 RW 01 Kelurahan Pabean. Ahmad Rifai warga Krapyak Kidul meminta pemkot mengeruk muara sungai loji. Menurut dia, muara yang dangkal menyebabkan air laut meluap ke permukiman warga. Sementara, Bambang Hartoyo, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Krapyak Lor meminta pemkot meninggikan makam di kelurahan tersebut karena juga terendam.

Kamal Hadi, anggota kelompok Tani Tambak Kelurahan Bandengan meminta Pemkot Pekalongan memprioritaskan pembangunan saluran di wilayah Pekalongan Utara hingga perbatasan Kabupaten Pekalongan. Menurut dia, akar penanganan rob tersebut harus diutamakan agar rob tidak lagi menggenangi permukiman warga.

 “Kami mohon dengan sangat agar penanganan rob diprioritaskan. Kami sudah jenuh, selama sembilan tahun rob masuk ke areal pertanian dan rumah kami. Peninggian jalan dan bantuan rehabilitasi rumah tidak ada gunanya jika akar masalahnya tidak ditangani,” tegas Kamal Hadi. Hal senada disampaikan Ketua Forum LPM Kecamatan Pekalongan Utara, Karibikin. Ia meminta pemkot memprioritaskan pembangunan sejumlah infrastruktur penanganan rob di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, mulai Juli mendatang.

Dibangun Pintu Air
Ia juga meminta Pemkot Pekalongan mengalokasikan anggaran untuk pemilihan rutin sabuk pantai (revetment). Terkait hal ini, Wakil Walikota segera memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur penanganan rob harus segera dilakukan. 

Karena dari sepuluh kelurahan di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, sembilan di antaranya merupakan kelurahan yang sering dilanda rob, sehingga harus ditangani segera,” tegas Wakil Walikota. 

Sementara itu, Bambang Sugiharto mewakili Kepala DPU Marsudi Ismanto menjelaskan, penanganan rob di Kota Pekalongan terbagi dalam tujuh subsistem, yakni subsistem Bandengan, subsistem Bremi, subsistem Loji lama, subsistem Banger hulu, subsistem Banger Hilir, subsistem Sibulanan dan subsistem Banger Lama.

Di sebelah barat Kelurahan Pabean ini, segera dibuat pintu air dan pengadaan pompa air,” kata Bambang. 

Selain itu juga peninggian dan pembuatan dinding saluran serta normalisasi saluran di Kelurahan Pabean. Adapun di Kelurahan Panjang Wetan, upaya penanganan rob di antaranya normalisasi saluran pembilas, pembuatan sudetan Sungai Sepucung dan peninggian plat dekker di atas saluran pembilas kota. Untuk penanganan rob di wilayah perbatasan, DPU Kota Pekalongan telah berkoordinasi dengan Pemkab Pekalongan.

 “Di sepanjang Sungai Bremi, ada enam lubang inlet yang kondisinya terbuka, kami tidak bisa berbuat apa-apa karena itu masuk wilayah Kabupaten dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah tentang normalisasi dan pembuatan jetty (dermaga yang menjorok ke laut) Sungai Bremi. (K30-74)

(SUMBER : SUARA MERDEKA, 11-06-2013)

 

Tidak ada komentar: