Akar Masalah Rob Mendesak Ditangani
PEKALONGAN –
Sejumlah warga dari beberapa kelurahan Kecamatan Pekalongan Utara,
mendesak Pemkot Pekalongan segera menangani akar permasalahan rob yang
kerap menggenangi permukiman mereka selama lebih dari sembilan tahun.
Desakan tersebut disampaikan warga kepada Wakil Walikota A Alf Arslan
Djunaid pada Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Rob di Aula Kelurahan
Pabean, Senin (10/6). DI sejumlah kelurahan, rob telah melumpuhkan
aktivitas warga. Rob juga menganggu pelayanan masyarakat di bidang
pendidikan dan kesehatan serta kegiatan ibadah warga.
“Meskipun
di sebagian wilayah Kelurahan Pabean sudah kering (tidak tergenang
rob), namun di RT 01 RW 01 masih tergenang rob. Rob menyebabkan
aktivitas warga terganggu, seperti ibadah, kegiatan belajar dan
pelayanan kesehatan. Di wilayah kami ada pustu (puskesmas pembantu)
yang tidak bisa digunakan, mushala, TPQ dan SD yang terendam ron.
Katanya, bulan ini jalan mau ditinggikan, namun sampai sekarang belum
juga direalisasikan,” keluh Mulyono warga RT 01 RW 01 Kelurahan Pabean.
Ahmad Rifai warga Krapyak Kidul meminta pemkot mengeruk muara sungai
loji. Menurut dia, muara yang dangkal menyebabkan air laut meluap ke
permukiman warga. Sementara, Bambang Hartoyo, Ketua Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Krapyak Lor meminta pemkot meninggikan
makam di kelurahan tersebut karena juga terendam.
Kamal
Hadi, anggota kelompok Tani Tambak Kelurahan Bandengan meminta Pemkot
Pekalongan memprioritaskan pembangunan saluran di wilayah Pekalongan
Utara hingga perbatasan Kabupaten Pekalongan. Menurut dia, akar
penanganan rob tersebut harus diutamakan agar rob tidak lagi
menggenangi permukiman warga.
“Kami mohon dengan sangat agar penanganan
rob diprioritaskan. Kami sudah jenuh, selama sembilan tahun rob masuk
ke areal pertanian dan rumah kami. Peninggian jalan dan bantuan
rehabilitasi rumah tidak ada gunanya jika akar masalahnya tidak
ditangani,” tegas Kamal Hadi. Hal senada disampaikan Ketua Forum LPM
Kecamatan Pekalongan Utara, Karibikin. Ia meminta pemkot
memprioritaskan pembangunan sejumlah infrastruktur penanganan rob di
wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, mulai Juli mendatang.
Dibangun Pintu Air
Ia
juga meminta Pemkot Pekalongan mengalokasikan anggaran untuk pemilihan
rutin sabuk pantai (revetment). Terkait hal ini, Wakil Walikota segera
memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk memprioritaskan
pembangunan infrastruktur penanganan rob harus segera dilakukan.
Karena
dari sepuluh kelurahan di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, sembilan
di antaranya merupakan kelurahan yang sering dilanda rob, sehingga
harus ditangani segera,” tegas Wakil Walikota.
Sementara itu, Bambang
Sugiharto mewakili Kepala DPU Marsudi Ismanto menjelaskan, penanganan
rob di Kota Pekalongan terbagi dalam tujuh subsistem, yakni subsistem
Bandengan, subsistem Bremi, subsistem Loji lama, subsistem Banger hulu,
subsistem Banger Hilir, subsistem Sibulanan dan subsistem Banger Lama.
“Di
sebelah barat Kelurahan Pabean ini, segera dibuat pintu air dan
pengadaan pompa air,” kata Bambang.
Selain itu juga peninggian dan
pembuatan dinding saluran serta normalisasi saluran di Kelurahan
Pabean. Adapun di Kelurahan Panjang Wetan, upaya penanganan rob di
antaranya normalisasi saluran pembilas, pembuatan sudetan Sungai
Sepucung dan peninggian plat dekker di atas saluran pembilas kota.
Untuk penanganan rob di wilayah perbatasan, DPU Kota Pekalongan telah
berkoordinasi dengan Pemkab Pekalongan.
“Di sepanjang Sungai Bremi, ada
enam lubang inlet yang kondisinya terbuka, kami tidak bisa berbuat
apa-apa karena itu masuk wilayah Kabupaten dengan Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah tentang normalisasi dan
pembuatan jetty (dermaga yang menjorok ke laut) Sungai Bremi. (K30-74)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 11-06-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar