Sabtu, 01 Juni 2013

BBM subsidi sudah selayaknya naik

Subsidi Dibiayai Utang, JK: Harga BBM Harus Naik

Jakarta - Harga BBM subsidi sudah selayaknya naik, sehingga beban anggaran subsidi pemerintah bisa ditekan. Selama ini, subsidi di APBN dibiayai oleh utang.

"Lebih terbebani kalau (harga BBM subsidi) tidak naik, karena itu harus bayar utang. Itu subsidi itukan dibayar dengan utang jangan lupa," kata Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) usai menghadiri peringatan Hari Lahir Pancasila di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (1/6/2013).

Dikatakan JK, kenaikan harga BBM subsidi perlu dilakukan demi kepentingan ekonomi bangsa. "Agar bangsa ini punya kemampuan untuk membangun," imbuh JK.

Pemerintah memang berencana menaikkan harga BBM subsidi. Harga bensin premium naik menjadi Rp 6.500/liter dan solar Rp 5.500/liter. Namun kenaikan harga BBM subsidi tersebut menunggu RAPBN Perubahan (RAPBN-P) 2013 disahkan DPR yang isinya terdapat anggaran kompensasi seperti tambahan jatah beras miskin (raskin), beasiswa miskin, program keluarga harapan (PKH), dan bantuan langsung tunai bernama bantuan langsung sementara masyarakat (Balsem) senilai Rp 150 ribu/bulan

Namun, meskipun harga BBM subsidi dinaikkan, dalam dokumen RAPBN-P 2013 disebutkan anggaran subsidi energi tahun ini tetap naik dari Rp 35,2 triliun dari rencana awal.

Pada APBN 2013, subsidi energi dipatok Rp 247,7 triliun. Sementara dalam RAPBN-P 2013, anggaran subsidi energi naik menjadi Rp 309,9 triliun.

Subsidi energi tersebut terdiri dari subsidi BBM, elpiji, dan BBN yang nilainya Rp 209,9 triliun. Kemudian subsidi listrik yang nilainya Rp 100 triliun, naik Rp 19 triliun dari APBN 2013 yang nilainya Rp 80,9 triliun.

Soal subsidi BBM, Menteri Keuangan Chatib Basri pernah mengatakan, apabila harga BBM subsidi tidak dinaikkan maka subsidi BBM bakal makin melambung. Jadi kenaikan harga BBM subsidi dilakukan untuk menahan lonjakan subsidi BBM.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar juga pernah menyatakan, kenaikan harga BBM subsidi diharapkan bisa berdampak pada penurunan utang tahun depan. Kenaikan harga BBM membuat defisit anggaran bisa menurun.

"Kalau utang di tahun depan kita harapkan kalau harga BBM sudah naik kita bisa jaga lagi, untuk momentum penurunan secara konsisten untuk utang terhadap PDB bisa jalan lagi," ujar Mahendra.

Hingga April 2013, utang pemerintah Indonesia Rp 2.023,72 triliun, naik Rp 48 triliun dibandingkan akhir 2012 Rp 1.975,42 triliun.

Tidak ada komentar: