Sabtu, 01 Juni 2013

Pasokan elpiji 3 kg di pangkalan mengalami penyusutan

Pasokan Elpiji ke Pangkalan Menyusut
*) Disperindagkop Segera Kroscek
 
BATANG – Pasokan liquefied petroleum gas (LPG) atau elpiji 3 kg ke pangkalan di Kecamatan Bandar, dalam beberapa terakhir ini mengalami penyusutan. Akibatnya, mereka kesulitan memenuhi permintaan ke sejumlah pengecer.

Salah seorang pemilik pangkalan elpiji 3 kg di Kecamatan Bandar, Edi Setiabudi, mengungkapkan, sudah sekitar satu minggu ini, pasokan yang diterimanya dari agen mengaalami penurunan signifikan. Dalam tiga sampai empat hari, pengkalannya hanya distok 40 tabung. 

Padahal, biasanya dia mendapatkan pasokan sebanyak 100 tabung perhari. “Dibandingkan kondisi normal, penyusutannya mencapai 80% lebih,” ucapnya, Kamis (30/5).

Karena stok yang jauh dari memadai,  Edi mengaku kesulitan untuk memenuhi permintaan sejumlah pengecer yang selama ini dipasoknya. “Kalau kondisinya seperti ini terus, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Yang jelas keuntungan usaha saya dari elpiji menurun drastis. Yang kasihan tentu saja pengecer dan juga masyarakat,” terangnya.

Kondisi yang berbeda terjadi di Kecamatan Batang. Salah seorang pemilik Pangkalan di ujung timur Jalan Kartini mengaku pasokan yang diterimanya masih normal. 

Sampai saat ini, dia menerima pasokan dari agen sebanyak 360 tabung perharinya. “Alhamdulillah masih lancar, pasokannya seperti biasa, tidak ada yang dikurangi. Setahu saya, saat ini pasokan di kota lancar. Kalau Bandar dikurangi, saya kurang tahu,” tuturnya.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Kabupaten Batang, Dewi Wuriyanti, mengaku belum mengetahui kondisi ini. Sebab seminggu lalu, pihaknya telah melakukan monitoring sampling di dua pangkalan elpiji Kecamatan Bandar, yakni milik Kristin dan Mahmudah.

“Kalau sesuai data monitoring seminggu lalu, kondisi pasokan dari agen ke pangkalan masih normal. Setidaknya, dua pemilik pangkalan yang kami pantau menyatakan hal itu. Tetapi bahwa belakangan ada penyusutan pasokan, kami belum mengetahuinya,” ungkapnya.

Sesuai data Disperindagkop, di Kecamatan Bandar total terdapat 20 pangkalan, yang dipasok oleh 4 agen. Keempat agen tersebut adalah PT Anugrah Energi Mas Abadi yang memasok 4 pangkalan, PT Kusuma Wijaya Ningrum (1 pangkalan), PT Kalikuto Sejahtera (4 pangkalan), dan PT Sanjaya Putra Sentosa (11 pangkalan).

Menurut Dewi, pangkalan milik Kristin biasa mendapatkan pasokan 200 tabung perhari untuk enam kali dalam seminggu. Dia membeli dari agen dengan harga Rp 12.700/tabung dan menjual ke pengecer seharga Rp 14.000. Sementara dari pengecer ke konsumen dipatok Rp 15.000.  Untuk pangkalan Mahmudah, pasokannya terbilang kecil, yakni hanya 600 tabung/bulan.

“Kami berterima kasih atas informasi soal penyusutan pasokan ini. Untuk mengetahui permasalahannya di lapangan, tim kami akan coba mengkrosceknya kembali ke Kecamatan Bandar,” pungkasnya. (ap22)

 

Tidak ada komentar: