Pasokan Elpiji ke Pangkalan Menyusut
*) Disperindagkop Segera Kroscek
BATANG – Pasokan liquefied petroleum gas (LPG) atau
elpiji 3 kg ke pangkalan di Kecamatan Bandar, dalam beberapa terakhir
ini mengalami penyusutan. Akibatnya, mereka kesulitan memenuhi
permintaan ke sejumlah pengecer.
Salah seorang pemilik pangkalan elpiji 3 kg di Kecamatan Bandar, Edi
Setiabudi, mengungkapkan, sudah sekitar satu minggu ini, pasokan yang
diterimanya dari agen mengaalami penurunan signifikan. Dalam tiga
sampai empat hari, pengkalannya hanya distok 40 tabung.
Padahal,
biasanya dia mendapatkan pasokan sebanyak 100 tabung perhari.
“Dibandingkan kondisi normal, penyusutannya mencapai 80% lebih,”
ucapnya, Kamis (30/5).
Karena stok yang jauh dari memadai, Edi mengaku kesulitan untuk
memenuhi permintaan sejumlah pengecer yang selama ini dipasoknya.
“Kalau kondisinya seperti ini terus, saya tidak bisa berbuat apa-apa.
Yang jelas keuntungan usaha saya dari elpiji menurun drastis. Yang
kasihan tentu saja pengecer dan juga masyarakat,” terangnya.
Kondisi yang berbeda terjadi di Kecamatan Batang. Salah seorang
pemilik Pangkalan di ujung timur Jalan Kartini mengaku pasokan yang
diterimanya masih normal.
Sampai saat ini, dia menerima pasokan dari
agen sebanyak 360 tabung perharinya. “Alhamdulillah masih lancar,
pasokannya seperti biasa, tidak ada yang dikurangi. Setahu saya, saat
ini pasokan di kota lancar. Kalau Bandar dikurangi, saya kurang tahu,”
tuturnya.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Bidang Perdagangan Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop)
Kabupaten Batang, Dewi Wuriyanti, mengaku belum mengetahui kondisi ini.
Sebab seminggu lalu, pihaknya telah melakukan monitoring sampling di
dua pangkalan elpiji Kecamatan Bandar, yakni milik Kristin dan Mahmudah.
“Kalau sesuai data monitoring seminggu lalu, kondisi pasokan dari
agen ke pangkalan masih normal. Setidaknya, dua pemilik pangkalan yang
kami pantau menyatakan hal itu. Tetapi bahwa belakangan ada penyusutan
pasokan, kami belum mengetahuinya,” ungkapnya.
Sesuai data Disperindagkop, di Kecamatan Bandar total terdapat 20
pangkalan, yang dipasok oleh 4 agen. Keempat agen tersebut adalah PT
Anugrah Energi Mas Abadi yang memasok 4 pangkalan, PT Kusuma Wijaya
Ningrum (1 pangkalan), PT Kalikuto Sejahtera (4 pangkalan), dan PT
Sanjaya Putra Sentosa (11 pangkalan).
Menurut Dewi, pangkalan milik Kristin biasa mendapatkan pasokan 200
tabung perhari untuk enam kali dalam seminggu. Dia membeli dari agen
dengan harga Rp 12.700/tabung dan menjual ke pengecer seharga Rp
14.000. Sementara dari pengecer ke konsumen dipatok Rp 15.000. Untuk
pangkalan Mahmudah, pasokannya terbilang kecil, yakni hanya 600
tabung/bulan.
“Kami berterima kasih atas informasi soal penyusutan pasokan ini.
Untuk mengetahui permasalahannya di lapangan, tim kami akan coba
mengkrosceknya kembali ke Kecamatan Bandar,” pungkasnya. (ap22)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar