Kupang (ANTARA News) - Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) akan membuat hidup para nelayan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, bertambah sulit, karena membawa dampak pada tingginya biaya operasional saat melaut.

"Hasil tangkapan nelayan belum tentu menutupi biaya operasional, sehingga rencana kenaikan harga BBM tersebut akan membuat para nelayan bertambah sulit," kata Koordinator Nelayan Kota Kupang, Daud Ga Tima, di Kupang, Sabtu.

Setiap kali melaut, kapal membutuhkan 300 liter solar serta sejumlah biaya operasional lainnya dan kebutuhan makan minum para nelayan.

"Sekali melaut, setiap kapal mengeluarkan biaya operasional dan biaya lain-lain antara Rp2,5 sampai Rp3 juta. Sedang, penghasilan yang mereka peroleh dari hasil tangkapan hanya berkisar antara Rp3 juta sampai Rp3,5 juta," ujarnya.

Hasil yang didapatkan tersebut, kata Daud, belum memberikan keuntungan bagi nelayan, karena harus membayar sejumlah upah bagi para pekerja yang membantu mereka saat melakukan aktivitas di laut.

Ia menambahkan dengan kondisi harga BBM yang saat ini diterapkan dengan harga subsidi, para nelayan masih sulit juga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Biaya operasional dengan harga BBM bersubsidi pun nelayan kita masih belum untung, bagaimana kalau harga BBM dinaikkan. Kondisi ekonomi nelayan kita di Kupang akan bertambah buruk," katanya.