Institusi Pendidikan Gagal Cetak Alumni Berakhlak
YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Pengungkapan kasus
korupsi di negeri ini seolah tidak ada habisnya. Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) telah berulang kali menangkap tersangka rasuah, tapi
tetap saja muncul perkara baru.
Ironinya, kejahatan itu dilakukan para pejabat negara dan petinggi partai yang notabene merupakan kalangan intelek. Ini membuktikan bahwa institusi pendidikan di Indonesia gagal mencetak lulusan berakhlak.
Ironinya, kejahatan itu dilakukan para pejabat negara dan petinggi partai yang notabene merupakan kalangan intelek. Ini membuktikan bahwa institusi pendidikan di Indonesia gagal mencetak lulusan berakhlak.
"Pelaku tindak
korupsi mayoritas orang-orang yang pandai, tapi tumpul hatinya," kata
Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII Mahfud MD di Yogyakarta, Minggu
(2/6).
Dia menyayangkan keberadaan lembaga pendidikan saat ini
yang hanya mencetak sarjana, tanpa membekalinya dengan landasan akhlak
kuat. Imbas dapat dilihat dari banyaknya kaum terpelajar yang terseret
pusaran kasus korupsi.
Menurut Mahfud, jika ingin memutus mata
rantai korupsi, hal paling dasar yang harus diperbaiki adalah sistem
kurikulum. Pendidikan harus bisa membentuk generasi yang memiliki
akhlak dan watak.
"Pada prinsipnya, agama dan ilmu pendidikan
adalah satu. Agama merupakan landasan aplikasi ilmu, dan kombinasi
kedua unsur ini akan melahirkan cendekiawan," kata Mahfud.
(
Amelia Hapsari / CN39 / SMNetwork )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar