Nunukan (ANTARA News) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan terdapat empat poin yang dikerjasamakan antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia soal geologi di wilayah perbatasan.

Dikdik Pribadi, Kepala Bidang Program dan Kerjasama Badan Geologi Kementerian ESDM di Nunukan, Sabtu malam (15/6), mengungkapkan keempat poin ini tetap berkaitan juga pengelolaan sumber daya mineral yang bertujuan untuk kemakmuran rakyat kedua negara.

Kerja sama ini merupakan program pemerintah Indonesia yang "interstate" bahwa di wilayah perbatasan cukup banyak potensi alam yang perlu dikelola bersama antara Indonesia dengan Malaysia.

Walaupun, lanjut dia, sebagian program tersebut telah dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). Tetapi khusus Kementerian ESDM yang membawahi hulu (geologi) menjadi informan geologi sains.

Terkait dengan kerja sama ini, Dikdik yang juga Kepala Pusat Survei Geologi tersebut menyatakan telah disepakati bekerja sama empat poin sejak 2010 dan berakhir 2015 antara Badan Geologi Kemen ESDM dengan Jabatan Mineral dan Geoscience Malaysia.

Keempat poin itu, jelas dia yakni geologi correlation (korelasi geologi), bidang kebencanaan yang disebabkan faktor geologi, ground water (air tanah) dan geologi resources (sumber daya geologi).

Dikdik menjelaskan, kerja sama bidang geologi antara Indonesia-Malaysia ini telah mengarah pada eksplorasi yang diharapkan bernilai ekonomis bagi kedua negara yang lokasinya tepat berada di wilayah perbatasan.

Ia menegaskan, bentuk kerja sama ini hanya berhubungan dengan saling tukar menukar informasi dan menyamakan nomenklatur semata tanpa membicarakan hal-hal lain yang berkaitan dengan kondisi perbatasan.

"Pada intinya, kita (Indonesia) juga membutuhkan informasi dari Malaysia soal aspek geologi di wilayah perbatasan. Kita saling membutuhkan," ujar dia.

Dikdik mengemukakan tidak tertutup kemungkinan akan dibuat sebuah kesepakatan tentang saling berbagi terhadap titik-titik sumber daya mineral yang berada di wilayah perbatasan seperti yang terjadi antara Timor Leste-Indonesia-Australia.

Hanya saja, pemerintah Indonesia tetap memperhatikan secara jernih soal keuntungan dan kerugian dari sistem berbagi dalam upaya eksplorasinya.

"Ketika nantinya yang berhubungan dengan potensi mineral dan migasnya sudah diambil alih sama yang lainnya," kata Dikdik.