Selasa, 17 September 2013

Pelatihan Teknis Penggunaan Zat Warna Alam

Perajin Dipacu Produksi Batik Warna Alam 

PEKALONGAN - Sebanyak 25 perajin batik pemula di sejumlah kelurahan di Kota Pekalongan mengikuti Pelatihan Teknis Penggunaan Zat Warna Alam di ruang Workshop batik SMK 3 Pekalongan, (15/9). Pelatihan diselenggarakan Direktorat Industri Kecil dan Menengah Wilayah II, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian. Koordinator Pelatihan Teknis Penggunaan Zat Warna Alam, Syamsul Rizal mengatakan, pelatihan tersebut untuk mengenalkan perajin batik terhadap pemakaian produk yang ramah lingkungan.

"Melalui kegiatan ini, kami memperkenalkan kepada perajin batik pemula terhadap warna-warna alam. Sebab, selama ini perajin batik sangat bergantung terhadap zat warna sintesis," papar Rizal. Para perajin batik tersebut dipacu untuk memproduksi batik dengan menggunakan warna alam guna memenuhi tuntutan negara-negara yang menjadi pasar batik Indonesia. Sebab, menurutnya, saat ini produk yang ramah lingkungan (eco product) menjadi tuntutan pasar global. Karena itu, perajin batik tersebut dibebakli pengetahuan tentang penggunaan pewarna alam agar menghasilkan produk mereka bisa merebut pasar dalam persaingan global yang makin ketat.

Produk Batik
"Pelatihan diarahkan untuk menghasilkan produk batik yang ramah lingkungan untuk mengikuti tren pasar saat ini yang lebih memilih produk ramah lingkungan," imbuh Rizal. Ia menambahkan, pihaknya tidak hanya menyelenggarakan pelatihan, namun juga akan memfasilitasi pemasaran produk yang dihasilkan para peserta pelatihan tersebut. "Nantinya, batik-batik yang diproduksi peserta pelatihan ini akan kami bawa ke Jakarta, selanjutnya akan kami pasarkan ke negara-negara maju yang kritis terhadap lingkungan, seperti Jepang dan Belanda," tandas Rizal.

Pelatihan diselenggarakan pada 11-15 September, peserta mendapat teori dan praktik membatik menggunakan zat warna alam. Para peserta mempresentasikan batik warna alam yang diproduksinya, baik secara perseorangan maupun secara tim. Usai pelatihan, peserta mendapat bantuan perlengkapan membatik, seperti canting cap tembaga, canting cap kayu, tempat untuk? mendidihkan lilin, kompor dan tabung gas, meja cap, bak lorot, drum volume 200 liter hingga 400 liter serta kain mori 100 yard. (K30-74)

(SUMBER : SUARA MERDEKA, 16-09-2013)

 

Tidak ada komentar: