Sabtu, 14 September 2013

Dinamika krisis ekonomi global

Pelemahan Rupiah Bukan Indikasi Indonesia Hadapi Krisis Ekonomi Parah

YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Muliaman D Hadad PhD mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah yang melanda Indonesia dua bulan terakhir ini bukanlah pertanda Indonesia menghadapi krisis ekonomi yang cukup parah.

Meski dampak yang ditimbulkan juga tidak kecil, namun krisis tersebut mengingatkan pengambil kebijakan ekonomi agar selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi dinamika kondisi ekonomi global. ''Pukulan (krisis ekonomi) hari ini membuat kita eling. Kerentanan itu selalu ada dan kita harus selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya,'' katanya.

Menurutnya, dinamika krisis ekonomi global memiliki dampak kepada semua negara. ''Di Indonesia, magnitude cukup besar karena adanya defisit neraca pembayaran ekspor impor,'' katanya.

Meski pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi dalam mengatasi krisis tersebut, imbuhnya, dibutuhkan implementasi yang baik di lapangan agar direspon positif oleh pasar. Namun begitu, pengalaman menghadapi goncangan krisis ekonomi 1998 dan 2008 lalu, banyak pelaku ekonomi terutama dari kalangan industri jasa keuangan mampu menghadapi krisis tersebut dengan baik.
''Saya berharap industri keuangan kita masih bisa bekerja. Ibarat naik pesawat kita sedang kena turbulensi, sehingga perlu pakai sabuk pengaman,'' ujarnya.

Kondisi dunia perbankan dan industri jasa keuangan itu, menurutnya masih cukup baik terutama dalam likuiditas dan permodalan. ''Masih jalan cukup baik. Kalau pun ada potensi shock akan direson segera karena terus dipantau oleh OJK,'' katanya.

Dia juga sempat menyinggung tugas OJK yang bertugas mengawasi dan mengedukasi kegiatan industri jasa keuangan. Hingga saat ini OJK menerima ribuan pengaduan yang diterima dari masyarakat. ''Umumnya aduan terkait klaim asuransi yang tidak dibayar atau dicurangi oleh agen asuransinya,'' paparnya.

Diingatkan agar masyarakat tidak tertipu oleh iklan investasi bodong dari perusahaan yang tidak jelas yang menggunakan figur nasional dan lokal untuk mengelabui masyarakat agar mempercaya bisnis yang mereka jalankan dapat dipercaya. ''Padahal itu penipuan. Ini perlu dingatkan agar masyarakat tidak terjebak,'' katanya.
( Bambang Unjianto / CN26 / SMNetwork )
sumber

Tidak ada komentar: