Senin, 16 Juli 2012

Penentuan "Awal" Bulan?

Data Hisab Pergantian Bulan Ramadhan dan Syawal 1433 H


1341843413218898886
Gambar milik pribadi (Program Stellarium)

Tanggal 18 Juli 2012, terlihat posisi Bulan  terbenam lebih dahulu dari terbenamnya Matahari. Dengan demikian Tanggal 18 Juli 2012 masih masuk bulan Sya’ban 1433 H.

1341843713424698930
Gambar milik pribadi (Program Stellarium)

Tanggal 19 Juli 2012, terlihat posisi Bulan akan terbenam setelah Matahari terbenam. Dengan demikian Tanggal 20 Juli 2012 disepakati sebagai awal Ramadhan 1433 H.
1341843896741371943
Gambar milik pribadi (Program Stellarium)
Tanggal 17 Agustus 2012, terlihat posisi Bulan masih lebih dahulu terbenam dari Matahari, jadi masih dalam hitungan bulan Ramadhan 1433 H.

13418440082134316689
Gambar milik pribadi (Program Stellarium)

Tanggal 18 Agustus 2012, terlihat posisi Bulan akan terbenam setelah Matahari terbenam. Dengan demikian Tanggal 19 Agustus 2012 menjadi permulaan bulan Syawal 1433 H.
Jika kita hanya berpatokan bahwa Hilal (bulan sabit) harus terlihat (rukyat) dengan visual mata telanjang sedangkan posisi azimuth bulan di bawah 4 derajat tentu sulit terlihat, karena masih berupa garis terang saja. Saat Matahari terbenam lebih dahulu dan posisi Bulan masih berada di atas ufuk (garis horizon) ini menandakan bahwa hitungan Bulan sudah berganti meskipun dalam Azimuth yang kecil.
Perhitungan astronomi modern dan program komputer modern menganalisa pergerakan sistem tata surya sudah sedemikian canggih, sehingga posisi planet dan benda langit lainnya sudah bisa dihitung secara cepat dan akurat.
Kemajuan ilmu astronomi zaman Rasulullah SAW memang belum begitu maju, baru beberapa ratus tahun kemudian para ilmuan Islam mempelopori kemajuan ilmu astronomi dunia. Bangsa Eropa banyak mengadopsi kemajuan ilmu astronomi tersebut, sehingga berkembang pesat hingga sekarang.
Kita sudah bisa menganalisa setiap pergerakan benda langit, karena pada dasarnya mereka mempunyai pola pergerakan khusus.
***
Ini hanya sebuah kajian pengantar, perbedaan pandangan terhadap arti sebuah Hadist sesuai sanad dan matan perawi Hadist tersebut memang wajar terjadi. Perbedaan latar belakang keilmuan dan ilmu yang dipunyai tentu akan berdampak seperti itu.
Pada dasarnya setiap Muslim menginginkan menjadi baik dan mendapat kebaikan (maslahat) pada apa yang dipilih dari cabang fiqih yang ia pahami…”barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi orang baik maka Allah akan memberikan kepadanya kefahaman akan Agama”…
Dan ketahuilah bahwa…”Agama diperuntukkan untuk orang-orang beriman dan mau berfikir”…
Islam sangat menganjurkan bahwa dalam pelaksanaan ibadah sehari-hari kita harus mengetahui betul maksud ibadah yang kita kerjakan bukan secara thogut atau asal menurut saja pada seseorang tanpa tahu alasannya…”jangan kau ikuti si fulan dan si fulan tapi ikutilah aku”…begitu perintah Rasulullah SAW.
Semoga kita mendapatkan HidayahNya….amien.
sumber:lifestyle.kompasiana.com 





Tidak ada komentar: