Sabtu, 21 Juli 2012

Satu Masjid, Tarawih Beda Rakaat

TRADISI unik berlangsung di Masjid Jami Kota Pekalongan selama bulan Ramadan. Terdapat dua jamaah shalat tarawih dengan jumlah rakaat berbeda, namun tetap dalam satu atap. Satu sisi, ada satu jamaah shalat tarawih dengan 23 rakaat. Satunya jamaah shalat tarawih 11 rakaat.

Kebiasaan unik itu bisa jadi hanya ada di Masjid Jami Kota Pekalongan di wilayah pantura, bahkan Indonesia. Perbedaan tak selamanya harus diperdebatkan. Kendati beda rakaat, bukan alasan untuk tidak menjaga  ukhuwah islamiyah. Mereka tetap rukun, saling menghormati, dan menghargai.


Sebelum shalat tarawih, kedua golongan itu shalat isya berjamaah dengan satu imam. Shalat tarawih dimulai bersama-sama. Usai rakaat kedelapan, sebagian keluar dari shaf, kemudian mundur membentuk shaf sendiri di belakang. Selanjutnya mereka melaksanakan shalat witir tiga rakaat.Usai shalat witir, jamaah itu turun dari masjid.

Sementara, jamaah sebelumnya tetap melanjutkan shalat tarawih hingga 23 rakaat, termasuk shalat witir. “Tradisi itu sudah berjalan sejak dulu. Sejak awal kami tetap ikut shalat isya berjamaah. Namun ketika shalat tarawih, kami hanya mengikuti hingga delapan rakaat. Kemudian, kami keluar dari shaf dan membentuk shaf sendiri  untuk shalat witir,” kata M Thalib, warga Kelurahan Bendan, Kota Pekalongan, yang menjadi imam shalat witir melengkapi 11 rakaat itu. Kebiasaan itu dilakukan sejak awal hingga akhir Ramadan.

Kendati berbeda rakaat, mereka tetap rukun dan saling menghormati. “Ini jarang terjadi di Indonesia. Mungkin hanya di Masjid Jami Kota Pekalongan,” kata Thalib, didampingi H Abdurahman.

Namun, lanjut dia, Masjid Jami baru menggelar shalat tarawih mulai Jumat (20/7) malam. Kamis (19/7) malam, dia bersama jamaah lain sudah mulai tarawih di rumah masing-masing.

Pembina Yayasan Masjid Agung Jami Kota Pekalongan, Mahmud Masykur, menyatakan shalat tarawih dua jamaah itu sudah berlangsung sejak dahulu. “Takmir masjid tetap melaksanakan 23 rakaat, tetapi bagi 11 rakaat dipersilakan, tidak ada masalah. Yang penting toleran,” kata Mahmud Masykur.

Shalat tarawih perdana di masjid itu dipimpin H Najmudin Atta. Shalat 23 rakaat selesai pukul 21.00, ditutup dengan pembacaan niat puasa Ramadan bersama. (Kuswandi-51)
www.suaramerdeka.com

Tidak ada komentar: