Walkot Kecewa dengan SMP Negeri
PEMKOT - Walikota Pekalongan dr HM Basyir Ahmad
mengaku kecewa dengan pengelola pendidikan SMP Negeri. Pasalnya, masih
ditemui tingginya angka tidak lulus di SMP plat merah tersebut. Kondisi
tersebut sangat berbeda dengan MTS maupun SMP yang dikelola swasta,
tingkat kelulusannya lebih baik. Padahal sarana-prasaranya terbatas.
Didepan
para guru dan kepala SMP dalam acara sosialisasi penilaian kinerja guru
(PKG) di ruang Amarta, Senin (9/7), walikota Pekalongan mengkritik
kinerja guru dan kepala sekolah di Kota Pekalongan yang belum maksimal
dalam memberikan pengajaran kepada murid-muridnya."Jujur saja, saya
malu dengan sekolah swasta yang mempunyai prestasi lebih bagus dari
pada sekolah negeri. Padahal untuk sekolah negeri semuanya sudah
(dibiayai) diberikan pemerintah, tapi kenapa kinerjanya kurang
maksimal," tanya Basyir heran.
Basyir membandingkan
dengan sekolah swasta yang baru, namun bisa mencapai angka kelulusan
100%. Bahkan dengan sekolah swasta yang baru berdiri. "Saat ini memang
anggaran untuk pendidikan belum ideal, karena baru mencapai 37% dari
APBD dimana idealnya adalah 40%. Namun saya tidak akan menambahkan
anggaran jika tidak disertai dengan kinerja yang meningkat," ujarnya.
Atas
'prestasi' tersebut, Basyir juga berencana akan memberikan pakta
integritas kepada kepala sekolah agar berkomitmen untuk melakukan yang
terbaik bagi sekolahnya. "Untuk memperbaiki hal tersebut, mulai tahun
ini jika ada sekolah negeri yang siswanya tidak lulus, kepala sekolah
akan saya panggil.
Saya perintahkan untuk tanda tangan
pakta integritas sebagai komitmen jika tahun berikutnya tetap ada siswa
yang tidak lulus, maka yang bersangkutan harus diganti,"
tegasnya.Walikota juga menegaskan agar guru maupun kepala sekolah harus
berinovasi dan berkreasi, jangan hanya mengerjakan sebatas kewajibannya
saja, namun harus lebih.
"Jangan menjadi seperti robot
yang cuma bisa mengerjakan sebatas yang menjadi tugasnya, kita sebagai
manusia harus mempunyai kinerja lebih dari apa yang sudah ditentukan
agar lebih cepat maju dan berkembang, jangan hanya pas-pasan saja.
Apalagi saat ini guru sudah mendapatkan tunjangan profesi yang lebih
baik," tuturnya.
Basyir juga memperingatkan para guru,
agar dapat berintrospeksi diri atas setiap hasil yang diraih, jangan
justru menyalahkan orang lain atas kegagalannya, terutama jangan sampai
menyalahkan orang tua murid. "Instrospeksi diri agar dapat melakukan
hal yang lebih baik," kritiknya lagi.
Lebih lanjut Bayir
mengatakan, bahwa dirinya merasa terpukul dengan menjamurnya bimbingan
belajar (bimbel) di Kota Pekalongan. Hal tersebut merupakan satu bukti
bahwa murid sudah tidak percaya dengan pendidikan di sekolahnya.
"Memang butuh bimbingan belajar diluar sekolah, namun harusnya
kemunculan bimbel ini bisa diminimalisir jika kinerja sekolah bagus,"
ucap Walkot.
Semua kritikan keras tersebut, lanjut
Basyir, karena dirinya masih sayang dan peduli dengan guru sehingga
dirinya ingin agar pendidikan di Kota Pekalongan ini bisa diperbaiki
melalui pengajar dan guru yang diharapkan dapat bekerja secara
profesional.
Sementara itu, salah satu pemateri dalam
sosialisasi tersebut, Dra Tuti Indriani, menjelaskan bahwa PKG akan
mulai dilaksanakan pada tahun 2013 mendatang dengan dasar hukum
permenpan dan RB nomor 16 tahun 2009.
"Dari bab dan pasal
yang ada dalam permenpan tersebut, yang harus diperhatikan adalah bab
XI pasal 37, sebab didalamnya berisi sanksi yang menyebutkan jika guru
tidak dapat melaksanakan tanggung jawabnya seperti yang tercantum dalam
pasal 5, maka akan dicabut haknya sebagai guru untuk mendapatkan
tunjangan fungsioanal, profesi dan tunjungan lainnya," beber Tuti.
Adanya
PKG sendiri, dijelaskan bertujuan untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan
oleh guru secara profesional dan menjamin layanan pendidikan yang
diberikan guru juga berkualitas. Sosialisasi tersebut dilaksanakan
selama dua hari yaitu 9 hingga 10 Juli. (ap16)
sumber:www.facebook.com/notes/radar-pekalongan/walkot-kecewa-dengan-smp-negeri/400890749958235
Tidak ada komentar:
Posting Komentar