255.429 Warga Akan Minum Obat Pencegah Kaki Gajah
PEKALONGAN –
Sebanyak 255.429 warga Kota Pekalongan ditargetkan minum obat pencegah
filariasis atau penyakit kaki gajah pada Pemberian Obat Massal
Pencegahan (POMP) filariasis tahap ketiga yang akan dimulai pada 12
Juni mendatang.
Kepala Bidang Pencegahan, Penanggulangan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Tuti Widayanti
menjelaskan, mereka terbagi dalam tiga kategori, yaitu usia 2 tahun
hingga 5 tahun yang akan minum obat paket 1, usia 6 tahun-14 tahun
untuk obat paket 2 dan usia lebih dari 14 tahun untuk obat paket tiga.
Selain
warga Kota Pekalongan, tercatat pula sebanyak 3.042 warga luar daerah
yang akan minum obat pencegahan filariasis tahap ketiga ini. Mereka
terdiri atas 781 warga yang akan minum obat pencegahan filarias paket 2
dan 2.261 warga yang akan minum obat pencegahan filariasis paket 3.
“Mereka
merupakan warga dari luar Kota Pekalongan yang sekolah di Kota
Pekalongan, yang berada di pondok pesantren, panti asuhan, jemaat
gereja, bekerja di kecamatan maupun SKPD di lingkungan Pemkot
Pekalongan,” papar Tuti pada Rapat Koordinasi (Rakor) persiapan POMP
filariasis tahap ketiga di ruang Jetayu Setda, (5/6).
Pemberian obat
massal pencegahan filariasis tahap ketiga akan dilaksanakan pada 12-14
Juni. Pemberian obat massal pencegahan filariasis nantinya akan
dipusatkan di Kelurahan Pasirsari, Kecamatan Pekalongan Barat.
Efek Samping
“Selama
tiga hari, 12-14 Juni, tenaga pembantu pelaksana eliminasi akan
membagikan obat pencegahan filariasis ke rumah-rumah warga yang menjadi
sasaran pemberian obat massal pencegahan filariasis,” imbuh Tuti.
Untuk
melaksanakan kegiatan ini, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan menyiapkan
1.725 orang tenaga pembantu pelaksana eliminasi (TPPE). Tuti
menjelaskan, pada pengobatan massal ketiga, efek samping obat
pencegahan filariasis seperti sakit kepala, mual dan muntah sudah
minim. Bahkan, lanjut dia, efek samping tersebut sudah tidak timbul.
Meskipun demikian, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan tetap menyiapkan tim
reaksi, mulai dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit.
“Berdasarkan
nota Dinas Walikota, ada pembebasan biaya perawatan bagi pasien rujukan
pascareaksi POMP filariasis ke RSUD Bendan,” tambah Tuti. Sementara
itu, Pelaksana Tugas (Plt) Asisten II Sekda Bidang Ekonomi, Pembangunan
dan Kesejahteraan Masyarakat, Gunindyo mengatakan, pemberian obat
massal pencegahan filariasis tahap ketiga ditujukan untuk menurunkan
angka microfilaria atau microfilaria rate.
“Berdasarkan survei sidik
jari, angka microfilaria lebih dari 1 persen sehingga Kota Pekalongan
menjadi daerah endemis filariasis. Kami berupaya menurunkan angka
microfilaria hingga 6 persen,” ujar Gunindyo. Menurut dia, filariasis
harus dituntaskan karena akan memberikan dampak psikologis, sosial dan
ekonomi bagi penderitanya. (K30-74)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 08-06-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar