Kemenag Terus Upayakan Penyerasian Hisab
SEMARANG, suaramerdeka.com - Dirjen Bimas Islam
Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan, penyerasian hisab merupakan
salah satu upaya untuk meminimalisir perbedaan dalam penentuan awal
bulan Ramadhan dan hari raya.
“Berbagai upaya tetap kita lakukan meskipun sampai saat ini belum ada titik temu. Kita tidak akan berputus asa,” kata Djamil.
Djamil
mengatakan, Kemenag memberikan apresiasi kepada para ahli falak dari
berbagai daerah atas upaya penyerasian hisab atau data astronomis dalam
penyusunan kalender Islam. Langkah ini diperlukan untuk meminimalisir
perbedaan dalam penetapan awal bulan Ramadhan dan hari raya.
“Kemenag
juga secara periodik mengumpulkan para ahli hisab-rukyat berbagai
daerah di Indonesia,” ujar Djamil seraya menyampaikan bahwa di tingkat
internasional para ahli astronomi juga belum satu kata dalam penentuan
awal bulan Islam.
Menurut Djamil, saat ini para ahli falak sudah
berbesar hati untuk mencari titik persamaan dengan memunculkan kriteria
imkanurrukyat atau visibilitas pengamatan. Kriteria ini menegaskan
bahwa hilal hanya bisa diamati dengan syarat tertentu dan jika tidak
terpenuhi, maka laporan pengamatan hilal bisa ditolak.
Di sisi
lain, kriteria imkanurrukyat dalam penyusunan almanak merupakan salah
satu cara untuk memangkas perbedaan dalam penentuan awal bulan. Meski
tidak semua ahli falak setuju, kriteria ini merupakan salah satu
alternatif titik temu antara para ahli yang berpedoman pada hisab dan
rukyat.
“Kriteria imkanurrukyat itu menunjukkan bahwa ahli
astronomi kita sudah semakin legowo untuk menuju pada satu kesamaan.
Meski sudah seperti itu, perbedaan masih terus saja terjadi. Dan kita
tidak pernah berputus asa. Berbagai upaya terus kita lakukan,” kata
Djamil.
(
Rifki / CN34 / JBSM )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar