Kamis, 25 April 2013

“Sudah bertahun – tahun kami hidup dikepung rob" Kota Pekalongan

Genangan Akibat Rob Makin Parah 

PEKALONGAN – Ratusan rumah warga di sejumlah kelurahan di Kota Pekalongan kembali terendam akibat air pasang laut atau rob yang menerjang permukiman warga, Senin (22/4) malam. Genangan air dirumah warga semakin tinggi setelah hujan mengguyur permukiman warga selama beberapa jam. 

Rini Astuti, warga RT 05 RW 06 Kelurahan Bandengan, Kecamatan Pekalongan Utara mengatakan, rob mulai masuk ke dalam rumahnya sekitar pukul 18.30. “Genangan air lebih tinggi dibandingkan genangan sebelumnya,” terangnya saat ditemui Suara Merdeka di rumahnya, Selasa (23/4). Menurut Rini, hujan yang turun beberapa jam kemarin malam membuat debit genangan semakin besar.

Hal senada disampaikan Kariyu dan Tanorah. Kedua warga yang tinggal di RT 03 RW 06 Kelurahan Bandengan mengatakan, rob yang menggenangi tempat tinggalnya semakin parah. Ketinggian rob di kedua rumah tersebut mencapai 25 sentimeter hingga 40 sentimeter.

 ilustrasi

Terhambat
Rob semakin parah, kalau di dalam rumah, ketinggian air sekitar 25 sentimeter. Namun di belakang (dapur), ketinggian air mencapai 40 sentimeter,” terang Kariyu. Kariyu mengaku pasrah dengan kondisi yang dialaminya. “Sudah bertahun – tahun kami hidup dikepung rob. Tapi pemerintah seolah tidak peduli sama sekali. Kalau warga berada bisa meninggikan rumah agar rumahnya terbebas dari genangan. Tapi bagi warga yang tidak punya, tidak bisa meninggikan rumah. Karena untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari saja masih kurang,” keluhnya.

Akibat genangan rob tersebut, akses dari dan menuju ke rumah warga terhambat karena sejumlah rumah tergenang rob. Hal tersebut tampak pada rumah Tanorah. Tanorah sudah bertahun – tahun tidak bisa melihat permukaan tanah di halaman rumahnya karena halaman rumahnya kini telah berubah menjadi lautan. “Sudah lama depan rumah saya dan jalan yang menguhubungkan rumah saya dengan rumah warga lainnya tertutup rob,” ujarnya. Untuk mencapai rumah Tanorah harus menerjang genangan rob yang cukup tinggi. Siang itu, suami Tanorah menguras air yang menggenangi rumahnya.

Warga berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan segera menangani rob agar ia dan warga lainnya bisa bebas dari rob yang mengancam setiap saat. “Kami berharap permukiman kami kembali seperti dulu, bebas dari genangan air,” harapnya. Rob juga menggenangi Kelurahan Pasirsari, Kecamatan Pekalongan Barat dan Kelurahan Pabean, Kecamatan Pekalongan Utara. Di Kelurahan Pabean, rob menggenang jalan dan sekolah. Hari itu, sejumlah siswa Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah (MSI) 12 Pabean membeli jajanan sembari menjinjing celana, serta tanpa mengenakan sepatu.

Sebelumnya, Walikota M Basyir Ahmad mengatakan, untuk mengatasi rob, Pemkot Pekalongan menerapkan teknologi geotupe untuk membendung air laut agar tidak masuk ke permukiman penduduk. Dari panjang pantai Kota Pekalongan 6,15 kilometer, saat ini telah dibangun civil teknis melalui teknik geotupe dan revenment (sabuk pantai) sepanjang 3,47 kilometer. “ini sebagai langkah jangka pendek,” terangnya. Sementara langkah jangka panjang, Pemkot akan mereklamasi pantai. (K30-49)

(SUMBER : SUARA MERDEKA, 24-04-2013)

 

Tidak ada komentar: