Jumat, 19 April 2013

Paska kebakaran Gudang PT. Pismatex

Sisi Lain dari Kebakaran di Gudang PT Pismatex

Meski hanya sekejap, kebakaran yang terjadi di gudang PT Pismatex ternyata menyisakan permasalahan yang tidak sedikit. Selain beberapa kerusakan yang terjadi di rumah mereka, warga di sekitar lokasi kebakaran juga sempat merasakan hidup tanpa listrik selama tiga hari. Seperti Apa ?  

Padamnya api di gudang PT Pismatex, tak berarti padam pula keresahan di hati warga sekitar pada hari kejadian. Beberapa kejadian menyusul, rumah rusak dan tak dapat ditempati, beberapa barang dan uang juga dilaporkan hilang, serta terpaksa hidup hanya dengan penerangan sebatang lilin karena listrik diputus. Tak hanya sehari itu, kondisi gelap dialami warga hingga tiga hari setelahnya.

“Seperti hidup di gua mas. Rasa ketakutan saat kebakaran belum hilang, malam harinya kami justru merasakan hidup tanpa penerangan yang membuat anak-anak semakin takut,” tutur Pariyah (26), salah satu warga RT 6 RW 6. Saking takutnya, anak Pariyah yang masih berumur 5 tahun bahkan jatuh sakit. Selama tiga hari sejak Kamis hingga Sabtu, listrik di sekitar lokasi kejadian memang diputus demi keamanan.

Kondisi itu dikatakan Pariyah memang menambah ketakutan dan keresahan warga. Ada beberapa warga yang memilih mengungsi ke rumah saudara atau tetangga lain, sedangkan dirinya sendiri memilih tetap menetap di rumahnya karena tak mempunyai tempat lain untuk mengungsi.



Saat siang, warga tak bisa merasakan sejuknya kipas angin dan juga hiburan dari televisi yang menjadi satu-satunya pelipur lara. Memasuki malam hari, kekhawatiran bertambah. Semua kegiatan dilakukan dalam suasana gelap gulita sehingga tidak dapat berjalan seperti biasanya.

Selama tiga hari itu pula, dirinya yang biasa membuka warung harus cuti. Akibatnya, kebutuhan yang harus dipenuhi sehari-hari tak bisa dibeli. “Selama tiga hari kami mengandalkan bantuan dari kelurahan. Namun hari keempat bantuan berhenti dan kami kembali bingung harus cari bantuan kemana,” ucapnya lagi sembari membereskan perkakas di dalam rumahnya yang memang tak nampak rapi.

Hal yang sama dikatakan Mirza Arif (52). Meski tak termasuk dalam komplek wilayah yang mengalami dampak parah dari kebakaran tersebut, Mirza mengaku cukup miris melihat kondisi warga. Hingga saat ini pun, dikatakannya warga masih tetap belum kembali dapat hiduop nyaman. “Karena kejadian kemarin, dua warga di RT kami juga masuk rumah sakit. Satu karena shock, satu lagi karena kecelakaan saat ikut memadamkan api,” tuturnya.

Menurutnya, dampak dari kebakaran tersebut tidak akan hilang dalam waktu sekejap. Bahkan mungkin, dikatakan Mirza akan terus membekas dan diceritakan secara turun temurun. “Tentu saja ini akan menjadi pengalaman buruk bagi kami warga sekitar gudang yang terbakar. Sampai sekarang saja, warga masih merasa khawatir meskipun sudah tidak ada kejadian apa-apa,” tuturnya.

Sementara beberapa rumah warga di sekitar lokasi kejadian, Senin (15/4), sudah mulai dilakukan beberapa perbaikan yang bersumber dari bantuan pihak LPM dan kelurahan. Tercatat, 22 rumah mengalami kerusakan baik rusak karena terkena api maupun rusak karena hal lain.

Sejauh ini, warga sekitar juga masih terus menunggu tibanya bantuan dari pihak Pimatex yang sudah sempat melontarkan janjinya. “Kami berharap agar bantuan bisa segera diberikan, karena dari kelurahan juga sudah berhenti. Kami belum bisa kembali beraktifitas karena masih banyak yang harus kami urus, lalu kami harus hidup dari mana,” pungkasnya

Tidak ada komentar: