Selasa, 09 April 2013

Kemenkes: 6,7 juta laki-laki pelanggan psk

6,7 juta pria Indonesia membeli seks

Batam (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan mencatat hingga akhir 2012 jumlah laki-laki di seluruh Indonesia yang menjadi pelanggan wanita pekerja seks mencapai 6,7 juta dan menjadi kalangan paling beresiko tinggi menjadi penyebar penyakit HIV/AIDS.

"Penyebaran HIV/AIDS tertinggi di Indonesia dari laki-laki yang tidak setia dan menjadi pelanggan dari wanita pekerja seks (WPS)," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi, di Batam, Selasa.

Di Indonesia ada sekitar 230.000 wanita pekerja seks yang tersebar di seluruh Indonesia terutama daerah yang banyak terdapat pelabuhan dan wilayah perbatasan.



"Pada setiap pelabuhan pasti ada daerah pelacuran. Dari daerah tersebutlah banyak pria pelanggan WPS sehingga jumlahnya tinggi," kata dia.

Ia mengatakan jumlah pelanggan WPS yang mencapai 6,7 juta dan sekitar 75.000 di antaranya juga menggunakan narkoba dengan suntik mengakibatkan sekitar 4,9 juta wanita yang menikah dengan mereka sangat beresiko tertular HIV/AIDS.

"Di Indonesia ada 4,9 juta wanita yang menikah dengan pria yang menjadi menjadi pelanggan WPS. Sehingga meski para istri tersebut tidak pernah berhubungan dengan pria lain, mereka juga sangat beresiko tertular HIV/AIDS," kata Nafsiah.

Kasus ibu hamil yang tertular HIV/AIDS dari suaminya, kata Menkes, cenderung terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Anak yang dilahirkan dari orang tua yang mengidap HIV/AIDS juga tertular penyakit mematikan tersebut.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, merujuk Laporan Perkembangan HIV-AIDS Triwulan III 2012 yang dikirimkan kepada Menteri Kesehatan RI, menyebutkan, persentase kasus HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun sebanyak 73,7persen. Kemudian diikuti kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 15 persen dan kelompok umur di atas 50 tahun sebanyak 4,5 persen.

Menurut Tjandra, persentase faktor resiko HIV tertinggi hubungan seks tidak aman pada heteroseksual sebanyak 50,8 persen, penggunaan jarum suntik tidak steril pada Penasun sebanyak 9,4 persen, dan LSL (Lelaki Seks Lelaki) sebanyak 7 persen.
Editor: Ella Syafputri

 

Tidak ada komentar: