Kamis, 23 Mei 2013

Air Pamsismas tidak layak konsumsi

Karena Asin, Bau dan Berwarna

DEKORO – Program replikasi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang dibangun di Kelurahan Dekoro, dikeluhkan warga sekitar yang menjadi pelanggannya. Sebab air yang keluar dari keran Pamsimas, sangat berbau, berasa asin dan berwarna kekuningan. 

Seperti yang disampaikan Ahmad Slamet (47), salah satu pelanggan yang juga Ketua RW 03 tersebut, mengaku empat bulan sejak pemasangan, hanya menggunakan air Pamsimas untuk mandi dan mencuci saja namun tidak berani menggunakannya untuk keperluan untuk memasak dan untuk air minum

“Karena rasanya asin, sehingga ketika dimasak untuk minum atau membuat teh rasanya menjadi tidak enak,” tuturnya saat ditemui Selasa (21/5). Dirinya mengaku tidak mengetahui penyebab kualitas air menjadi buruk. 

Menurut Slamet, saat diuji pertama kali, kualitas air dinyatakan bagus, tetapi ketika dipasang alat semacam 'Jetpump' sebagai penyedot, kualitas air berubah asin hingga saat ini. 


 ilustrasi

Dengan kondisi tersebut, dikatakan Slamet keluarganya harus membeli air galon untuk memenuhi kebutuhan konsumsi air. Untuk satu minggu, dirinya bisa membeli 4 sampai 5 galon air untuk dikonsumsi dengan harga Rp 3.500 per galonnya. 

“kalau begitu, kami harus mengeluarkan biaya lagi. Padahal, saat pertama kali menjadi pelanggan harapannya air dari program Pamsimas ini dapat memenuhi seluruh kebutuhan air keluarga kami,” ujarnya.

Keluhan serupa juga disampaikan Abdul Khaliq (45), warga RT 1 RW 3 Kelurahan Dekoro. Kholiq yang sudah berlangganan Pamsimas semala 3 bulan merasakan hal yang sama. 

Bahkan, meski sudah membayar biaya awal pemasangan, sampai saat ini dirinya belum berani memakai air dari Pamsimas, dan kembali mengandalkan air yang berasal dari sumurnya untuk kebutuhan sehari-hari. “Ketika pertama mengalir, rasanya setengah asin seperti kita ada di dekat laut, warnanya juga seringkali kekuningan dan baunya seperti lem.

Sehingga saya tidak berani memakainya. Paling sementara ini hanya digunakan untuk mandi atau berwudhu saja. Untuk kebutuhan lainnya saya mending pakai air sumur,” katanya. 

Saat ini, pelanggan program replikasi Pamsimas yang diresmikan langsung oleh Walikota tersebut, sudah mencapai 30 orang dengan biaya pemasangan Rp 500 ribu. 

Sementara untuk mengatasi hal tersebut, pihak pelaksana program sudah beberapa kali menghubungi pemborong yang mengerjakan pengenoran sumber air dan diinstruksikan untuk mencoba menguras. Namun setelah tiga kali dikuras, kualitas air tetap sama buruknya.

Terpisah, Lurah Dekoro, Amin Padmono saat ditemui juga mengaku sudah menginstruksi kepada pelaksana program agar secepat mungkin berkomunikasi dengan pemborong. 

Diakui Amin, memang untuk Pamsimas ketiga yang diberi nama 'Tirta Rahmat' tersebut, airnya belum bisa digunakan secara maksimal. “Disini ada tiga Pamsimas yaitu 'Banyu Berkah', 'Tiita Murni' dan 'Tirta rahmat'.

Sementara ini memang untuk Tirta Rahmat airnya masih kurang bagus. Namun kami terus berusaha melakukan perbaikan dengan menghubungi langsung pihak pemborong agar dapat bertanggung jawab melakukan perbaikan hingga air yang keluar sesuai harapan,” pungkasnya. (nul)

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 22-05-2013)

Tidak ada komentar: