Sabtu, 29 Maret 2014

72 shelter (lapak) diperjualbelikan

Lapak di Gemek Diperjualbelikan?

KEDUNGWUNI - Ketua Forum Masyarakat Pekalongan Bersatu (FMPB), Mustofa Amin mengeluhkan adanya praktik jual beli shelter atau lapak di Taman Gemek Kedungwuni Pekalongan. Padahal, shelter tersebut disediakan pemerintah secara gratis kepada masyarakat untuk meningkatkan ekonomi, khususnya para pedagang di wilayah tersebut.

“Ada oknum yang menjual shelter kepada orang yang bersedia menempatinya. Nilainya pun mencapai jutaan rupiah. Kabar itu saya peroleh langsung dari para pedagang,” akunya.

Dijelaskan, awalnya memang lapak diberikan kepada pedagang. Namun begitu tak ditempati, lapak kemudian diperjualbelikan. “Ini

Saat diklarifikasi pernyataan tersebut, Camat Kedungwuni Pekalongan, Sumarwati menampiknya. Ia mengatakan, sejauh ini, pihaknya belum menemukan adanya praktik jual beli shelter tersebut.

“Terkait hal itu kami belum mengetahui. Namun, untuk pengelolaan gemek kami sudah melakukan optimalisasi. Kita juga akan adakan evaluasi terkait pengelolaan gemek,” ungkapnya.

Sementara Sekretaris Pengelola Taman Lapangan Gemek, Ghufron Jamal, menambahkan, dalam aturan penggunaan shelter oleh para pedagang di kawasan Gemek, jika sudah melebih 15 hari tidak dipakai, maka sudah bisa ditempati oleh orang lain. “Para penjual yang menjajakan jualannya di shelter ini merupakan para pedagang yang sudah sejak dulu ada di Gemek. Jauh sebelum taman ini dibangun seperti ini, sebagian besar mereka (pedagang) sudah menempati lapangan Gemek,” ujar Ghofur.

“Sampai saat ini, jumlah yang tersisa ada 8 selter, Itupun masih diupayakan untuk bisa ditempati. disperindag juga terus lakukan evaluasi,” imbuhnya.

Untuk sekedar diketahui, di kawasan Gemek tersebut terdapat 72 shelter untuk para pedagang. (yan)

 

Tidak ada komentar: