Sabtu, 22 Maret 2014

Home Industri Rebon Boyongsari Pekalongan

Rebon Berlimpah, Produksi Terasi Naik

PEKALONGAN – Tangkapan udang rebon di pantai Kota Pekalongan, akhir-akhir ini berlimpah. Ketersediaan rebon berimbas produksi terasi di wilayah Boyongsari, kelurahan Panjang Baru, Kecamatan Pekalongan Utara, meningkat. Nelayan penangkap rebon, Slamet warga Kelurahan Panjang Baru, mengatakan rebon berlimpah seiring cuaca cerah dan kondisi laut yang mulai tenang. “Satu nelayan bisa menangkap udang rebon hingga seberat 10 kilogram/hari,” kata Slamet, senin (17/3).
Nelayan penangkap rebon, lanjut dia, jumlahnya mencapai puluhan orang. Mereka menggunakan alat tangkap tradisional yang disebut sodok. Alat tersebut terdiri atas jaring jenis kelambu dan dua pilah bambu yang dipasang dua buah pelat besi mirip tombak. Rebon hasil tangkapan nelayan ada yang dijual dalam keadaan basah dan langsung diolah menjadi terasi. “Kebanyakan nelayan pencari rebon, mempunyai industri terasi sendiri yang dikelola istri mereka,” ungkap Slamet.
Bebas Bahan Pengawet
Untuk membuat terasi, lanjut dia, rebon hasil tangkapan dijemur sampai kering kemudian ditumbuk. Setelah ditumbuk, rebon dijemur kembali kemudian ditumbuk lagi dan dicampur bahan lain selanjutnya dijemur lagi.
Proses menjadi terasi berlangsung selama satu hari. Terasi Boyongsari, menurut dia, bebas dari bahan pengawet sehingga banyak digemari konsumen. “Ciri-ciri terasi Boyongsari dikemas atau dibungkus daun pisang kering dan apabila digunakan untuk memasak, bentuk terasi akan buyar (berantakan) ketika digoreng,” papar Slamet.
Dalam membuat terasi ini, perajin biasanya menggunakan lima kilogram rebon untuk menghasilkan tujuh kilogram terasi. Dalam prosesnya, terasi masih dicampur air dan garam. Untuk pemasaran, papar Slamet, sudah ada pedagang yang datang ke Boyongsari untuk kulakan. (K40-74)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 18-03-2014)

Tidak ada komentar: