Sabtu, 29 Maret 2014

Jejak Kampung Arab di Jalan Surabaya Pekalongan

Kampung Arab Berpotensi Jadi Objek Wisata Budaya

PEKALONGAN – Puluhan anggota Pekalongan Heritage Community dan beberapa komunitas lain di Kota Pekalongan berjalan kaki menyusuri Jalan Surabaya. Kedatangan mereka untuk menelusuri jejak kampung arab dalam acara Jalan-jalan Heritage Mengenal Kampung Arab Kota Pekalongan, Minggu (2/3).

Jalan-jalan Heritage Mengenal Kampung Arab Kota Pekalongan dimulai dari Masjid Wakaf, kemudian peserta berjalan kaki menyusuri Jalan Surabaya. Beberapa kali peserta singgah di sejumlah rumah dengan arsitektur kuno yang masih dipertahankan hingga saat ini. Kampung arab berpotensi untuk dijadikan objek wisata budaya.
Kendati demikian, menurut pengamat arsitektur dan dosen Universitas Pekalongan (Unikal), Sri Puji Astuti Soekardi, penanda Kampung Arab sudah banyak yang hilang, baik tampilan maupun fungsinya. Menurut dia, bangunan-bangunan di Kampung Arab saat ini arsitekturnya sudah berubah. Selain itu, fungsinya pun sudah berubah menjadi pertokoan. “Saat saya melakukan penelitian sepuluh tahun yang lalu, rumah-rumah di sini bergaya kolonial (artdeco). Tapi sekarang keberadaan rumah-rumah bergaya kolonial itu hampir punah,” paparnya.
Astuti mengatakan, perubahan desain bergaya kolonial, serta pengalihan fungsi tersebut berkaitan dengan perubahan ahli waris. Pemkot Pekalongan diharapkan mempertajam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Bangunan Cagar budaya, melalui Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur tentang perlindungan bangunan cagar budaya di wilayahnya. “Perda harus lebih ketat. Renovasi diperbolehkan, sedikit saja. Tapi style (gaya) lama harus tetap dipertahankan,” tandas Astuti.
Kearifan Lokal
Sebab, menurut dia, Kampung Arab Kota Pekalongan berpotensi untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata budaya. “Kampung Arab ini sebenarnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi cultural tourism. Namun belum dikemas dengan baik,” imbuh Astuti.
Pegiat sejarah Kota Pekalongan Arif Dirhamsyah berharap kegiatan tersebut bisa menumbuhkan generasi muda Kota Pekalongan untuk lebih mengenal budaya masyarakat, terlebih kearifan lokal. “Karena mencintai kearifan lokal merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap Tanah Air,”ujar Arif.
Jalan-jalan heritage Mengenal Kampung Arab Kota Pekalongan juga diikuti Olivier Johannes Raap, penulis buku Soeka-soeka di Djawa Tempoe Doeloe, serta empat warga Jerman sukarelawan Indonesia Internasional Work Camp (IICW), serta anggota Komunitas Fotografi Pekalongan. (K30-74)
(SUMBER : SUARA MERDEKA, 25-03-2014)

Tidak ada komentar: