Rabu, 10 April 2013

HUT Ke-63 Satpol PP di Setda Pekalongan

Aksi Premanisme Harus Dicegah 

PEKALONGAN – Berbagai aksi premanisme yang kerap terjadi dalam kehidupan masyarakat harus dicegah. Sebab, selain meresahkan masyarakat, aksi premanisme juga tidak sesuai dengan Hak AsasiManusia (HAM). Wali Kota Pekalongan HM Basyir Ahmad pada upacara HUT Ke-63 Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Perlindungan Masyarakat (Linmas), dan Pemadam Kebakaran (Damkar) di Setda Pekalongan, kemarin menegaskan hal itu.

Basyir berharap, aksi prmanisme yang terjadi di Yogyakarta tidak merembet ke daerah lain, terutama di Kota Pekalongan yang selama ini dikenal sebagai Kota Santri yang nyaman dan religius. “Oleh karena itu, ke depan semua pelindung masyarakat seperti Linmas, Satpol PP harus bisa bekerjasama dengan TNI dan Polri guna pencegahan premanisme. Hal itu perlu terus dilakukan guna memberikan rasa aman kepada masyarakat,” terangnya. Premanisme yang marak tejadi di sejumlah kota besar, bahkan merembet hingga ke daerah harus dapat dicegah. Sehingga masyarakat tidak selalu merasa takut atau khawatir saat beraktivitas di tengah masyarakat ataupun di titik-titik yang berpotensi menjadi tempat beraksinya para preman.

 ilustrasi

Bukan Gagah-gagahan
Dia menyatakan, simbol yang ada di dada Satpol PP, Linmas, dn Damkar bukanlah hanya menjadi simbol atau untuk gagah-gagahan. Namun sebagai tanda bahwa tugas yang mereka emban adalah sebagai pelindung, pengayom, serta pelayan masyarakat.

Basyir mengatakan, untuk berpartisipasi memberikan rasa aman masyarakat dari ulah para preman, antara lain dengan melakukan kerjasama antarpetugas ketentraman dan ketertiban (Trantib) di setiap kelurahan seperti yang telah diterapkan di Kecamatan Pekalongan Timur. “Langkah yang dilakukan Kecamatan Pekalongan Timur patut ditiru oleh kecamatan lainnya. Bagi saya lebih baik preventif daripada harus represif,” tandasnya.

(SUMBER : HARIAN PEKALONGAN, 09-04-2013)

 

Tidak ada komentar: