Kamis, 04 April 2013

Menunggu pasokan solar?

Solar Ludes, Nelayan Nganggur

PANJANG WETAN – Puluhan kapal nelayan Kota Pekalongan, terpantau masih berjejer rapi di dermaga TPI, Senin (1/4). Terhitung, sudah sejak satu minggu terakhir kapal-kapal tersebut belum kembali berangkat melaut dikarenakan sulitnya mendapatkan solar.

Pasalnya, stok solar di dua SPBB sudah ludes sejak pertengahan bulan lalu, dan diperkirakan baru tersedia kembali besok (Selasa 2/4).

Salah satu pengurus kapal Lintas Grup dan Jati Grup, Sahmad mengaku sudah tiga hari menunggu ketersediaan solar. Kondisi demikian, tentunya sangat merugikan nelayan. “Untuk kapal saya sudah dua hingga tiga hari parkir di dermaga menunggu solar.



Teman-teman yang lain bahkan ada yang sudah menunggu lebih lama,” tuturnya.

Menurut Sahmad, dirinya dan nelayan lain rela jika harga solar akan dinaikkan. Yang terpenting adalah ketersediaan solar agar nelayan dapat terus berangkat melaut. “Kami bersedia jika harga solar harus dinaikkan. Namun kami juga ingin ada jaminan terkait ketersediaan barangnya. Kalau begini, nelayan lebih banyak menganggur,” keluhnya.

Sementara untuk kebutuhan kapalnya, dikatakan Sahmad kebutuhan solar disesuaikan dengan lamanya melaut. Jika kapal hanya melaut dalam tiga hari, solar yang dibutuhkan sebanyak 200 liter. Namun jika harus melaut sampai satu minggu, kapalnya membutuhkan 600 hingga 700 liter solar.

Manajer KUD Makaryo Mino Musa’ad Munaris yang dikonfirmasi mengatakan, memang stok solar di SPBB Makaryo Mino masih tersisa 14 Kilo Liter (KL). Namun, itu juga setelah melakukan pengalihan alokasi dari bulan lainnya sebanyak 96 KL. Jika hanya mengandalkan alokasi normal per bulannya, tidak akan mencukupi hingga akhir bulan. “Sisa 14 KL ini sementara kami prioritaskan dulu untuk kapal-kapal kecil dari Kota Pekalongan. Karena untuk alokasi bulan ini, baru akan disalurkan hari ini atau besok,” ucapnya.

Mengenai alokasi, dijelaskan Sa’ad lagi, SPBB Makaryo Mino mendapatkan alokasi solar sebanyak 688 KL per bulannya. Jumlah tersebut memang masih kurang dari kebutuhan riil di lapangan. “Kami berharap agar ada penambahan alokasi dari Pertamina,” pintanya.

Ditanya mengenai kebijakan pasokan yang terhambat dari Pertamina? Sa’ad enggan memberikan penjelasan. Dirinya hanya menunjukkan SMS dari External Relation Pertamina yang memberikan imbauan agar setiap pertanyaan dari wartawan untuk ditanyakan langsung kepada pihak External Relation Pertamina. Sementara dari pihak SPBU, tidak diperkenankan untuk memberikan pernyataan apapun mengenai kebijakan dari Pertamina. “Memang jika ditotal kebutuhan solar di dua SPBB, angkanya berkisar 1356 KL per bulan. 

Sementara untuk alokasi yang tersedia saat ini di dua SPBU totalnya baru berkisar antara 1088 KL. Jadi jika akan ada penambahan alokasi, hanya kurang sekitar 200 hingga 300 KL saja,” pungkasnya. (ap16)

 

Tidak ada komentar: