Senin, 01 April 2013

Para pedagang IBC, Diminta tidak jual batik printing

Pedagang di IBC Diminta tidak Jual Batik Printing

KAJEN, suaramerdeka.com - Para pedagang di Internasional Batik Center and Craft, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan diminta tidak menjual batik printing atau sablon. Pasalnya, batik yang diakui badan dunia Unesco sebagai warisan budaya tak benda adalah batik tulis dan cap.

Permintaan itu disampaikan Manager Marcomm Yoyiek Gumulyo dihadapan pengelola IBC and Craft, kala bertandang ke pusat belanja batik tersebut, Kamis (28/3). 

Yoyiek berkunjung ke IBC bersama tim SMNetwork terdiri atas Asisten CEO Suara Merdeka Kuncara Adi, Mungguh Setiaji selaku AE Corp SMNetwork serta didampingi Kepala Pemasaran Suara Merdeka Perwakilan Pekalongan Dhian Widiatmoko. 

Menurutnya, sebagai langkah antispasi agar para pengunjung IBC tidak kecewa lantaran kain atau baju batik yang dibelinya bukanlah batik asli, maka pengelola harus menegaskan batik printing tidak boleh diperjualbelikan di IBC.  



"Batik yang diakui unesco adalah batik tulis dan cap bukan printing, sehingga diharapkan di sini (IBC) tak menjual batik printing. Apabila ini dilakukan nantinya secara otomatis akan membawa nilai positif, di antaranya adalah IBC akan dikenal sebagai pusat penjualan batik asli," tandas dia. 

Pada kesempatan itu, Yoyiek juga mengharapkan di kawasan IBC and Craft ditempatkan sejumlah patung atau tanda-tanda tertentu, sehingga para pengunjung yang bertandang ke sana akan memiliki kesan tersendiri.
Asisten CEO Suara Merdeka Kuncara Adi mengatakan, sebelum berkunjung ke IBC and Craft, pihaknya telah bertemu dengan sejumlah general manager hotel di Pekalongan.

Pada kesempatan diskusi dengan mereka muncul gagasan di Pekalongan perlu dibangun bandar udara guna mempermudah kedatangan pelancong ke Pekalongan sebagai pusat kerajinan batik.
( Agus Setiawan / CN33 / JBSM )

Tidak ada komentar: