Rabu, 03 April 2013

Prestasi dari 'Man Jadda Wa Jada', Pemkot dan Masyarakat Pekalongan

Kerja Keras Masyarakat, Hasilkan Banyak Penghargaan

PEPATAH Arab menyatakan 'Man Jadda Wa Jada'. Artinya barang siapa yang bersungguh – sungguh maka pasti akan berhasil. Kalimat tersebut cocok disematkan kepada Pemkot Pekalongan. Sebab, atas kerja kerasnya selama ini, daerah yang berjuluk Kota Batik Dunia ini meraih banyak penghargaan, baik tingkat nasional maupun Internasional. 

Yang terbaru, Pemkot menerima anugerah Kepemimpinan Inovatif (Innovation Leadership Award) 2011 dan 2012 untuk kepemimpinan Walikota Pekalongan yang diselenggarakan Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI, menerima anugerah apresiasi Inovasi (Innovating Regiion Award) Indonesia 2011 dan 2012 sebagai kategori daerah berinovasi diselenggarakan oleh Kementrian Negara Riset dan Teknologi RI, menerima penghargaan Adipura 2011 dan 2012 kategori Kota Sedang diberikan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Kemudian menerima penghargaan ICT Award 2011 dan 2012 dari kementerian Kominfo kategori sebagai Kota Digital berpredikat Madya yang siap menghadapi era ekonomi digital, menerima penghargaan dari kementerian PU 2011 atas program kinerja terbaik peringkat ke-1 kategori kota sedang, penghargaan IOSA 2011 dan tahun 2012 Indonesia Opensource Award dari Kementrian Informasi dan Komunikasi, dan penghargaan IOSA 2011 dan tahun 2012 Indonesia Opensource Award dari Kementrian Informasi dan Komunikasi. Dibidang wisata, Kampung Batik Kauman memperoleh penghargaan sebagai Desa Wisata Nasional 2012, Museum Batik memperoleh penghargaan juara pertama Cipta Pesona wisata kategori daya tarik wisata budaya dan unsur pengelolaan tahun 2012. 

“Penghargaan ini tidak lain dari jerih payah semua pihak termasuk peran aktif masyarakat. Untuk itu saya berharap kepada masyarakat bersinergi dengan Pemkot terus melanjutkan program pembangunan,” akaj Walikota, dr HM Basyir Ahmad.

Walikota Pekalongan mengaku, memang untuk memperoleh hasil pembangunan yang maksimal maka strategi yang ditempuhnya ialah optimalisasi pelayanan publik berdasarkan good governance dengan mengedepankan akuntabilitas, transparansi dan penguatan sistem pelayanan infornasi pemerintahan, dan pembangunan dengan penguatan kelembagaan perencanaan patisipasi masyarakat, dan pembiayaan yang berprinsip pada pemerataan keadilan. “Kami mempunyai obsesi Kota Pekalongan menjadi daerah percontohan bagi daerah lain,” ungkapnya.

Sejahterakan Masyarakat
Terkait meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Pemkot menerapkan strategi mengungkit ekonomi kerakyatan warganya dengan cara bergulir bagi mereka yang mempunyai usaha kecil dibarengi dengan penguatan Kelompok Usaha Bersama (Kube). Karena jika terpaku pada teknis dana hibah yang ditetapkan pemerintah pusat, dipastikan warga miskin yang memperoleh bantuan hanya sebagian kecil saja. Itupun nantinya tidak akan berbebas padahal jumlah warga miskin jauh lebih banyak dai jumlah yang ada. Sehingga tidak menyelesaikan akan permasalahan pengentasan kemiskinan.

Ternyata kebijakan bantuan bergulir itu mampu mendongkrak indek pembangunan manusia (IPM) menempati urutan pertama tingkat karesidenan Pekalongan,” ujar Walkot. Kemudian untuk menarik investor. Pemkot menerapkan kebijakan pelayanan dan perijinan satu atap dibawah kendati Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T). Hasilnya, banyak perusahaan yang membuka usaha, baik di bidang perhotelan, perbankan, kuliner, dan batik. Ditandai dengan nilai investasi yang bertambah setiap tahunnya. Kalau tahun 2010 senilai Rp 1.213 Trilun, tahun 2011 senilai Rp 355 Miliar, dan per September 2012 senilai Rp 286 Miliar.

Kreatif Berbasis Budaya
Sementara itu untuk menarik wisatawan berkunjung di Kota Pekalongan, Pemkot memiliki agenda rutin. Seperti penyelenggaraan Pekan Batik Nasional (PBN) tiap dua tahun sekali, Pekan Batik Internasional (PBI) setiap tiga tahun sekali, serta Festival Pintoe Dalan setahun sekali yang menyajikan kuliner dan kesenian khas Tionghoa. Juga ada penyelenggaraan Nyadran atau sedekah laut, dan Pek Chun di Pantai Pasir Kencana. Mengingat Kota Pekalongan berada di daerah jalur pantai utara. “Kemudian menggelar acara Syawalan di Krapyak Lor dan Kidul dengan pemotongan lopis raksasa,” tambah Walkot. (adv)

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 02-04-2013)

 

Tidak ada komentar: