Rabu, 17 Juli 2013

Rob membawa berkah

Genangan Rob jadi Taman Nila, 'Kampung Lautan' disulap jadi Kampung Wisata 

BAYANGAN kumuhnya pemukiman yang dilanda rob, langsung sirna ketika mmasuki kawasan RT 5 RW 11 Perumahan Swadaya Hijau, Kelurahan Kandang Panjang. Diantara rumah-rumah warga setempat yang tergenang rob, serta beceknya jalanan kampung akibat rob dan hujan, terpampang pemandangan asri dan hijau. 

Di sana, terhampar beberapa petak tambak nila dan bandeng di antara rumah-rumah warga. Di sekeliling tambak yang dibuat diantara genangan rob itu pula, warga setempat menghiasinya dengan beragam tanaman buah dalam pot, dan berbagai jenis sayuran. Di situ, terdapat pula tulisan 'Taman Nila' Pesona Swadaya Hijau'.

Sementara disisi lain, di tengah sengatan sinar matahari siang, ibu-ibu terlihat bergotong royong mengangkat berkarung-karung tanah, bebatuan, pupuk, dan sisa gabah (leri), menggunakan gerobak. “Bapak-bapaknya sedang cari nafkah, Mas. Makanya kita yang harus bareng-bareng bergotong royong kayak gini untuk mengatasi genangan rob yang melanda kampung kami,” jawab seorang ibu, warga setempat ketika ditanya alasan mereka melakukan pekerjaan itu.

Iyah, warga lainnya mengakui jiks sebelumnya kawasan tersebut ibarat sebuah lautan. Karena parahnya genangan rob yang melanda. “Dulu gak seperti ini, Mas. Tapi seperti Lautan,” ungkapnya.

Ketua RT 05 RW 11 Kelurahan Panjang, yang juga salah satu penggerak Komunitas Pesona Swadaya Hijau, Agus Dartam menjelaskan, bahwa seperti itulah aktivitas setiap hari yang dilakukan warga Perumahan Swadaya PesonaKandang Panjang. “Permasalah rob yang melanda pemukiman kami, memang kami atasi dengan cara gotong royong dan mengandalkan kemandirian, memanfaatkan semua potensi yang kami miliki disini,” imuhnya.

Agus menuturkan, dirinya sebenarnya merupakan warga pendatang baru di RT 05 RW 11 Perumahan Pesona Swadaya. Saat itu, warga bersama-sama mencari solusi bagaimana mengatasi dampak rob yang meland. Apalagi saat itu banyak warga setempat yang terkena muntaber, dan diare karena problem kebersihan. Berangkat dari itulah, muncul tekad bersama untuk mengatasinya. Gerakan membudidayakan tanaman pangan dan sayuran dalam pot di pekarangan rumah, mulai digalakkan 27 Februari 2013. semua warga setempat ikut bergerak. Begitupun saat menerima dana akselerasi.

Alhamdulillah dapat kunjungan pemerintah. Pak Lurah juga antusisas mendukung. Maka ketika dapat dana akselerasi semua warga bergerak. Antara lain untuk meninggikan jalan dan mempercantik lingkungan yang terkena rob,” ujarnya. Tak menutup kemungkinan, imbunya, jika semuanya ikut terus bergerak maksimal, pemukiman disitu bisa menjadi semacam kampung wisata. “Semoga harapan sepertti itu bisa terwujud,” ujarnya.

Warga bergerak dengan memanfaatkan pekarangan yang tergenang rob untuk budidaya ikan nila dan bandeng. Maka, muncullah tambak-tambak yang berupa taman-taman ikan nila dan bandeng di lingkungan Perum Swadaya Pesona, khususnya RT 05 RW 11.

budidaya ikan itu sudah mulai menunjukkan hasil. Beberapa waktu lalu, warga sudah memanen ikan nila yang mereka budidayakan. Meskipun secara kuantitas belum bisa dikatakan besar karena masih dalam hitungan kwintal, belum ton. “Tetapi kualitas ikannya cukup lumayan. Satu kilogram berisi empat sampai lima ekor,” ungkapnya. 

Tak hanya sampai disitu, warga pun mulai sekarang sudah mulai memanfatkan kolam-kolam ikan yang mereka miliki untuk tempat pemancingan umum. Masyarakat yang hendak memancing di situ 'ditarik' tiket masuk Rp 5 ribu. Hasilnya, dimasukkan ke kas yang dikelola oleh koperasi bentukan warga. “Setiap hari kalau di total rata-rata dapat Rp 15 ribu-20 ribu. Kalau hari-hari biasa, yang mancing cuma 3-4 orang. Kalau jumat dan minggu lumayan ramai,” tuturnya.

Ditambahkan, semuanyadikelola secara mandiri oleh warga. Termasuk dalam hal pakan ikan, pupuk, hingga pembibitan. Warga setempat bahkan sudah mengembangkan pupuk organik cair. Pupuk ini bisa dijual dengan kemasan bekas botol air mineral. 

Bentuk kemandirian, sekaligus mencintai lingkungan, juga ditunjukkan dengan tata kelola persampahan di kawasan tersebut. Sampah-sampah diusahakan tidak keluaar dari wilayah itu, karena bisa dimanfaatkan menjadi barang berdaya guna. “Botol-botol dengan gelas plastik bekas kita pakai untuk tempat bibit tanaman dan pupuk cair,” tambah Agus.

Diungkapkan pula, apa yang dilakukan warga RT 05 RW 11 Perum Pesona Swadaya Hijau Kandang Panjang merupakan salah satu bentuk cinta tanah air . “Kita wujudkan cinta tanah air dengan mencintai lingkungan. Ini juga bentuk sodaqoh kita kepada lingkungan. Artinya, apa yang kita lakukan bisa mendatangkan pahala,” ungkapnya. (*)

(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 15-07-2013)

 

Tidak ada komentar: