Jumat, 21 Juni 2013

Bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan di wilayah Riau

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memerintahkan penanganan secepatnya bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan di wilayah Riau, yang menyebabkan menurunnya kualitas udara dan jarak pandang di Singapura. Perintah ini disampaikan Presiden saat menerima Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (20/6) malam.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran pers Kamis (20/6) mengemukakan, Presiden memerintahkan kepada Kepala BNPB untuk memegang kendali penanganan bencana asap tersebut, dan dilakukan secepatnya dengan melibatkan potensi nasional yang ada.

Arahan Presiden untuk dilakukan penanganan bencana asap sesegera mungkin juga disampaikan saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna, kemarin

“Presiden memberikan arahan agar ada hal yang perlu segera Bapak Presiden perintahkan untuk dikendalikan, yaitu yang terkait dengan hotspot dan asap yang terjadi di Sumatera yang katakanlah sudah masuk ke negara-negara tetangga. Presiden meminta agar itu segera diatasi dalam waktu 1 bulan,” kata Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dalam keterangan pers di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (20/6) petang.

Tiga Strategi
Terkait perintah Presiden SBY itu, Kepala BNPB Syamsul Maarif menyampaikan kepada tiga strategi dalam penanganan bencana asap tersebut, yaitu: pertama, pemadaman kebakaran lahan dan hutan di daratan; kedua, pemadaman di udara melalui water bombing menggunakan helicopter dan hujan buatan menggunakan pesawat terbang; dan ketiga, sosialisasi dan penegakan hukum.

“Presiden menyetujui strategi tersebut dan agar dilakukan secepatnya,” terang Syamsul sebagaimana dikutip oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Menindaklanjuti hal tersebut Kepala BNPB telah berkoordinasi dengan Menkokesra, Panglima TNI dan Kapolri. Pada Jumat (21/6) ini, 2 pesawat Cassa 212 akan diterbangkan ke Pekanbaru, yaitu pesawat TNI AU dari Lanud Halim Perdanakusumah dan pesawat BPPT yang saat ini berada di Banjarmasin. Pesawat Hercules C-130 TNI AU juga dipersiapkan untuk mendukung hujan buatan tersebut.  Rencana Jumat sore akan diterbangkan dari Lanud Husein Sastranegara Bandung ke Pekanbaru jika pemasangan peralatan selesai dilakukan.

Sebelumnya pada Kamis (20/6) malam, BNPB telah mengirimkan bahan ke Pekanbaru. Selain itu, juga diberangkatkan personil dan peralatan untuk mendukung operasi hujan buatan. Masih disiapkan 2 buah helicopter untuk water bombing.

Koordinasi dan persiapan masih dilakukan hingga saat ini oleh BNPB bersama TNI, Kementerian/Lembaga, Pemda dan pihak lainnya,” ungkap Sutopo.

Sebelumnya Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, fenomena terjebaknya kabut asap di wilayah Singapura, meskipun jumlah dan luas hotspot relatif kecil, disebabkan pengaruh anomali cuaca. Munculnya pusat-pusat tekanan rendah mengubah sirkulasi massa uap air. Hal ini mengakibatkan terjadinya bencana asap yang tidak mengikuti pola umum.
(Humas Setkab/ES)

Tidak ada komentar: